YOGYAKARTA - Untuk bersama-sama meningkatkan kualitas produk, pelayanan, sumber daya industri pariwisata serta sinergi pemasarannya, demi membantu percepatan pemulihan pariwisata di Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Batu.
"PT TWC yang saat ini bertransformasi sebagai 'Indonesia Cultural and Heritage Management' berupaya mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) dengan menggandeng berbagai pihak dan stakeholder terkait," kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Hetty Herawati di Sleman, Sabtu.
BACA JUGA:
Mengembangkan Pariwisata Dan Ekraf di Destinasi Wisata
Menurut dia, Kota Batu, Jawa Timur memiliki potensi wisata yang beragam baik dari wisata alam, seni budaya, sejarah, kuliner, dan banyak lainnya.
"Sebagai pengelola kawasan heritage Borobudur, Prambanan, Ratu Boko dan baru-baru ini juga TMII, TWC memiliki pengalaman dalam membangun atraksi budaya dan produk experiential yang berbasis sejarah budaya. seperti sendratari kolosal Ramayana dan Dagi Abhinaya culinary experience," katanya.
Ia mengatakan, kerja sama dan kolaborasi TWC dan Pemerintah Kota Batu sejalan dengan misi TWC untuk berkontribusi dalam pengelolaan aset wisata budaya, khususnya dengan bersinergi mengemas dan mempromosikan potensi budaya & UMKM Kota Batu Malang.
"Untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi tersebut, pada Jumat 3 Desember 2021, bertempat di Kantor Pusat TWC, dilaksanakan penandatangan Nota Kesepahaman antara TWC dan Pemerintah Kota Batu," katanya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Kedua belah pihak akan berkolaborasi menyusun program pengembangan pariwisata, penyelenggaraan atraksi seni budaya dan produk ekonomi kreatif, kolaborasi promosi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata.
"Penandatanganan Nota Kesepahaman ini menjadi sebuah awal kolaborasi yang nyata. TWC dan Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk bekerja sama menyusun dan mengimplementasikan program sinergis untuk membantu percepatan pemulihan pariwisata," katanya.
"Kami bersama-sama menyiapkan produk, atraksi dan pelayanan yang lebih menarik, relevan dengan target pasar dan dinamika perilaku konsumen pascapandemi," tambah Hetty Herawati.
Hetty mengatakan, PT TWC sebagai pengelola destinasi "cultural and heritage" akan bersinergi dengan Pemerintah Kota Batu akan mengemas potensi dan narasi budaya setempat sebagai salah satu signature dan keunikan destinasi Kota Batu.
"Tentunya dengan tetap dengan protokol kesehatan yang baik, karena ini merupakan prasyarat mendasar tercapainya keamanan dan kenyamanan wisatawan," katanya.
Ia mengatakan, kolaborasi ini juga membuka ruang sinergis dengan BUMN pariwisata lain, mengingat TWC adalah bagian dari Aviasi dan Pariwisata Indonesia (Injourney) yang terdiri dari BUMN Aviasi dan Pariwisata (PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT TWC, PT Sarinah, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, dan nantinya Garuda Indonesia).
"Pemulihan pariwisata Indonesia penting bagi ketahanan ekonomi dan memerlukan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, pelaku wisata, maupun swasta," katanya.
Ia mengatakan, bersama-sama kita bisa membangun kembali kepercayaan wisatawan baik domestik dan mancanegara untuk mulai mengunjungi destinasi wisata dengan protokol kesehatan yang baik.