YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa bersama World Mosquito Program (WMP) dan Yayasan Tahija meluncurkan program Wolbachia Wis Masuk Bantul (Wow Mantul), upaya pengendalian penyakit demam berdarah melalui teknologi penyuntikan zat Wolbachia kepada telur nyamuk.
"Kita harus berupaya menjaga kesehatan masyarakat, salah satu penyakit yang berbahaya adalah deman berdarah, karena data-data menunjukkan demam berdarah ini telah memakan korban banyak orang, baik anak-anak sampai orang tua," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai peluncuran program Wow Mantul di Bantul, Selasa seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Oleh karena itu, kata dia, pemda harus terus melakukan terobosan dalam mengendalikan demam berdarah, termasuk melakukan kerja sama dengan WMP dan Yayasan Tahija dengan penggunaan Wolbachia untuk menurunkan resiko perkembangbiakan virus dengue yang dibawa nyamuk aedes aegypti.
Menerapkan Teknologi Wolbachia
"Jadi, mereka punya teknologi namanya Wolbachia, yaitu menyuntikkan zat Wolbachia ini kepada telur-telur nyamuk, ketika nanti menetas kemudian menjadi nyamuk, dan mengawini nyamuk-nyamuk yang lain, virusnya sudah mati atau tidak efektif," katanya.
Dia mengatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan ahli, bahwa Wolbachia ini memiliki efektivitas 77 persen menurunkan kasus demam berdarah, dan karena wilayah Bantul yang luas, telur nyamuk yang sudah disuntik Wolbachia akan ditetaskan di lebih dari 500 pedukuhan.
"Tentu saya berharap masyarakat mendukung program ini, masyarakat harus percaya ini mengatasi DBD, karena ada yang tanya mengatasi DBD kok malah menyebar nyamuk, inilah yang disebut teknologi modern, teknologi Wolbachia yang sudah diteliti efektivitasnya," katanya.
Sementara itu, Project Leadaer WMP Adi Utari mengatakan efektivitas penurunan kasus demam berdarah hingga 77 persen itu hasil penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta yang lebih dulu menerapkan teknologi Wolbachia.
Oleh karena itu, kata dia, penerapan teknologi Wolbachia diperluas di wilayah Bantul dan rencananya di Bantul akan ada 11 kecamatan yang meliputi 39 desa, sebagian besar secara bertahap akan dititipi sekitar 20 ribuan ember berisi telur nyamuk Wolbachia.
"Penitipan ember kita lakukan selama kurang lebih enam bulan, jadi ember itu setiap dua minggu diganti telur sampai enam bulan, setelah adanya Wolbachia di Bantul harapannya kasus tinggi mulai menurun," katanya.
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!