YOGYAKARTA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan kebutuhan dosis vaksin untuk ternak berisiko penyakit mulut dan kuku (PMK) di provinsi ini masih mencapai ratusan ribu dosis meski telah menerima 4.800 dosis dari pemerintah pusat.
"Kalau dari proporsi (4.800 dosis dari pusat) masih jauh sekali. Apalagi kalau nanti ada semacam arahan bahwa semua hewan berkuku belah harus divaksin maka kebutuhannya besar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto saat dihubungi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Sugeng, dosis vaksin yang telah diterima masih jauh dari total populasi ternak berisiko PMK di DIY yang mencapai tidak kurang 315.000 ekor sapi dan 400 ribu ekor kambing/domba seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Mencapai Ratusan Ribu Dosis
Menurut Sugeng, meski masih terbatas, sebanyak 4.800 dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat saat ini diprioritaskan untuk sapi perah yang ada di Kecamatan Cangkringan dan Pekem, Kabupaten Sleman mencapai 3.100 dosis.
Selebihnya, didistribusikan untuk sapi secara umum, termasuk sapi potong di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul dengan rentang penyuntikan vaksin mulai 25 Juni hingga 5 Juli 2022.
Pemerintah pusat, kata Sugeng, telah menjanjikan bakal kembali mengalokasikan vaksin PMK untuk DIY pada Agustus 2022.
"Memang idealnya itu kan semua harus tervaksinasi tapi itu nanti jangka panjang karena vaksin yang ada ini kan susah mencarinya. Itu impor dari Prancis jadi memang susah," tutur Sugeng.
Sugeng mengatakan sebanyak ribuan dosis vaksin PMK yang telah diterima dari pemerintah pusat saat ini diprioritaskan untuk sapi perah karena menjadi sadaran penghasilan sehari-hari para petani, khususnya untuk produksi susu dalam jangka panjang.
"Sapi perah ini kan untuk diambil susunya diharapkan hidup dalam jangka panjang, beda dengan sapi daging yang tiga empat tahun sudah dipotong atau dijual," ujar dia.
Selain karena banyak kelompok peternak sapi perah, menurut dia, Kabupaten Sleman mendapatkan alokasi vaksin paling besar karena kasus penularan PMK lebih tinggi dibanding kabupaten lain di DIY.
Dari total sebanyak 5.000 sapi dan domba positif terpapar PMK di DIY, menurut dia, ternak di Sleman memiliki persentase paling dominan.
"Sleman ini angkanya (kasus PMK) cukup besar meskipun awalnya dari Kabupaten Kulon Progo tapi berkembang pesat di Sleman," ujar dia.
Sugeng berharap dengan pendistribusian vaksin tersebut, masyarakat di DIY tidak lagi cemas dengan penularan PMK, apalagi jumlah kasus positif PMK masih jauh dari total populasi ternak di DIY.
"Harapan kami masyarakat tetap dalam keadaan tenang karena bagaimanapun pemerintah sudah melakukan tindakan preventif, tindakan nyata untuk mengamankan ternak di masyarakat," ujar dia.
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!