Harga Emas Kian Merosot
Lustrasi - Batangan emas di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria di Wina, Austria. ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Emas turun tajam pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB  menghapus kenaikan sesi sebelumnya karena ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih agresif setelah data inflasi Juni kian memanas mendorong dolar lebih kuat, membuat logam kuning kurang menarik.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, anjlok 29,70 dolar AS atau 1,71 persen menjadi ditutup pada 1.705,80 dolar AS per ounce, setelah sempat menembus level support 1.700 dolar AS pada terendah sesi di 1.695,05 dolar AS, menandai titik terendah sejak 31 Maret 2020 seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Kian Merosot

Emas berjangka terangkat 10,70 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.735,50 dolar AS pada Rabu (13/7/2022), setelah jatuh 6,90 dolar AS atau 0,40 persen menjadi 1.724,80 dolar AS pada Selasa (12/7/2022), dan merosot 10,6 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.731,70 dolar AS pada Senin (11/7/2022).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,53 persen menjadi 108,5420.

Dolar juga naik ke level tertinggi terhadap yen Jepang sejak 1998 pada Kamis (14/7/2022), mendekati 140 yen karena bank sentral Jepang menganut kebijakan moneter longgar.

Namun demikian, data ekonomi yang dirilis pada Kamis (14/7/2022) mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS pada Juni naik 1,1 persen bulan ke bulan dan 11,3 persen tahun ke tahun, kenaikan terbesar sejak rekor lompatan 11,6 persen pada Maret 2022.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!