Indonesia Menyambut Baik Investasi Produsen Baja Korsel
Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara peluncuran holding BUMN Danareksa di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/7/2022). ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Indonesia menyambut baik minat produsen baja asal Korea Selatan, Posco yang ingin menanamkan modal 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp52,2 triliun yang diharapkan mampu memperkokoh ekosistem baja nasional yang terintegrasi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai investasi dari Posco akan semakin memperkuat visi PT Krakatau Posco, perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel dan Posco, menjadi pemain baja terbesar di Asia Tenggara.

"MoU ini menjadi satu langkah nyata BUMN dalam mendukung penguatan ekosistem industri baja dan otomotif di Indonesia," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Investasi Produsen Baja Korsel

Pada 28 Juli 2022, Presiden Joko Widodo bersama Erick Thohir menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, dan Direktur Utama Posco Kim Hag Dong di Seoul, Korea Selatan.

Erick menyampaikan nilai investasi itu akan terwujud dalam bentuk peningkatan kapasitas produksi baja otomotif untuk industri kendaraan listrik hingga proyek Ibu Kota Nusantara. Erick menyebut kerja sama itu juga kian memperkokoh ekosistem baja nasional yang terintegrasi.

Menurut dia, Posco tahu bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam besar untuk pengembangan industri kendaraan listrik ditambah ceruk pasar yang juga besar yang memberikan peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemain global dalam industri baja.

Selain itu, Posco juga melihat keberhasilan transformasi Krakatau Steel yang sukses membalikkan kondisi perusahaan dari rugi menjadi untung, dari perusahaan konvensional menjadi modern, dan bahkan mampu menekan impor, serta memperkuat ketahanan bangsa.

"Posco mengapresiasi langkah transformasi Krakatau Steel melalui restrukturisasi utang, perbaikan arus kas, efisiensi, dan proses bisnis yang baik," kata Erick.

Bagi Erick peningkatan kerja sama investasi tak sekadar memperkuat daya saing BUMN melainkan juga mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!