YOGYAKARTA - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan inflasi di provinsi ini pada Juli 2022 tercatat 0,47 persen atau mengalami pelambatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,52 persen.
"Pelambatan inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya deflasi komoditas emas perhiasan dan bawang putih serta melambatnya inflasi bulanan aneka cabai dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Budiharto Setyawan melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, penurunan inflasi inti di DIY terutama dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas emas seiring dengan pergerakan harga emas global seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.
Mengalami Pelambatan
"Harga emas global mengalami penurunan akibat pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya melalui peningkatan suku bunga secara agresif," kata dia.
Inflasi bawang merah, kata dia, menjadi salah satu faktor pendorong utama inflasi secara bulanan di DIY.
Budiharto menuturkan untuk inflasi volatile foods pada Juli 2022 juga tercatat menurun, yaitu dari 2,24 persen (mtm) pada Juni menjadi 1,78 persen (mtm) pada Juli yang dipengaruhi oleh deflasi pada komoditas bawang putih.
Harga bawang putih di DIY, kata dia, kembali mengalami deflasi pasca kenaikan harga selama enam bulan berturut-turut sejak November 2021 hingga April 2022.
"Penurunan berangsur-angsur tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan dan kecukupan pasokan bawang putih seiring dengan realisasi impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata dia.
Ia mengatakan penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas bawang merah dan cabai merah.
"Harga jual bawang merah belum kunjung normal seiring dengan harga bibit bawang merah yang saat ini masih tinggi. Pasokan bawang merah yang terbatas akibat anomali cuaca pada periode sebelumnya mendorong petani untuk menjual persediaan bibit bawang," ujar dia.
Selain itu, bertambahnya pasokan cabai dari luar Jawa mendorong perlambatan inflasi komoditas cabai merah.
Meski demikian, permintaan yang masih relatif lebih tinggi dari normalnya akibat kebutuhan perayaan hari raya Idul Adha dan di tengah periode libur anak sekolah mendorong tingginya harga komoditas tersebut.
Di sisi lain, lanjut dia, tekanan harga masih terjadi pada kelompok administered prices yang mencatatkan inflasi 0,37 persen (mtm) pada Juli 2022 yang meningkat dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar -0,23 persen (mtm).
"Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi oleh tarif angkutan udara," ucap dia.
Budiharto menuturkan jika dilihat secara tahunan inflasi inti di DIY pada Juli 2022 mencapai 3,21 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,06 persen (yoy).
Ia memperkirakan secara keseluruhan inflasi DIY selama 2022 meningkat dibandingkan 2021 disebabkan oleh permintaan domestik yang menguat dan adanya transmisi harga global ke domestik yang terus berlanjut.
"Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Bank Indonesia bersama dengan TPID DIY terus melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif," ujar dia.
BACA JUGA:
Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!