Update Gunung Merapi: Enam Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar
Ilustrasi erupsi Gunung Merapi (marc szeglat/unsplash)

Bagikan:

JOGJA – Aktifitas Gunung Merapi berdasarkan pantauan terkini pada Senin Pagi, 1 Februari, telah mengeluarkan guguran lava pijar sebanyak enam kali.

Guguran lava pijar tersebut memiliki jarak luncur hingga 700 meter. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan jika guguran tersebut berlangsung dari pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan persnya menyebutkan jika Gunung Merapi enam kali meluncurkan guguran lava pijar ke arah barat daya, arah hulu Kali Krasak dan Boyong.

BPPTKG juga menjelaskan jika Gunung Merapi mengalami 11 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-35 mm (selama 15-55 detik), dan dua kali gempa fase banyak (dengan amplitudo 3-4 mm) selama 5.48-5.88 detik.

Sementara itu, asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah Gunung Merapi. Hal tersebut lantaran selama periode pengamatan gunung diselimuti awan mendung dan angin bertiup lemah hingga sedang menuju arah timur.

Hingga sekarang, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi yaitu pada Level III atau Siaga.

Kendati demikian,  BPPTKG menjelaskan jika Gunung Merapi memiliki potensi bahaya akibat letusan yang diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

Sementara itu, sebanyak 265 warga lereng Gunung Merapi di Dusun Babadan I Desa Paten meninggalkan tempat pengungsian di Desa Banyurojo Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

Hal tersebut dikarenakan kondisi dirasa cukup aman dari bahaya erupsi Gunung Merapi.

Kendari demikian, Koordinator Pengungsi Babadan 1 Sudasri di Magelang tetap mengimbau agar masyarakat waspada apabila bahaya Merapi.

"Kami harus segera turun tidak usah menunggu instruksi dari BPBD ketika melihat Merapi bahaya, kami harus segera turun ke Banyurojo," jelasnya dilansir dari Antara, Senin, 1 Februari.

Menurut Sudasri kekhawatiran apabila terjadi letusan eksplosif karena adanya lontaran berupa material, namun apabilan terjadi letusan efosif dirinya menganggap tidak terlalu bahaya.

"Kampung kami berada 5 kilometer dari puncak Merapi, sedangkan ancaman sekarang kalau eksplosif hanya radius 3 kilometer dari puncak sehingga kami merasa lebih aman dan kami menyatakan pulang sementara, seandainya ada apa-apa dengan Merapi kami harus menjauh dan ke Banyurojo lagi," jelas Sudasri.

Selain aktifitas dan update Gunung Merapi, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!