Pemda DIY Dipinta Lebih Mengoptimalkan Lagi Perawatan Pasien COVID-19 Bergejala Ringan
Wakil Ketua DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Huda Tri Yudiana (ANTARA FOTO/Luqman Hakim)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Huda Tri Yudiana selaku Wakil Ketua DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta Pemda DIY mengoptimalkan perawatan pasien COVID-19 bergejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG).

"Kita harus ingat bahwa sebagian besar penderita COVID-19 itu tanpa gejala atau gejala ringan. Gejala sedang dan berat di bawah 30 persen, yang 70 persen ringan dan tanpa gejala," kata Huda seperti yang dikutip VOI dari Antara, Senin.

Menurut penilaian Huda selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro di DIY, pelacakan dan testing sudah lumayan baik dan masif, namun giliran tindakan atau penanganan masih sangat minimalis.

Pemerintah masih Fokus Pada Pasien COVID-19 bergejala sedang dan Berat

Menurut dia, pemerintah masih terpusat pada penanganan di rumah sakit untuk pasien COVID-19 bergejala sedang dan berat. Sedangkan masyarakat bergejala ringan atau tanpa gejala hanya diminta melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Masalahnya adalah gejala ringan dan tanpa gejala tetap bisa menularkan virus, dan ini belum cukup 'treatment'-nya. Kebanyakan hanya diperintahkan untuk isolasi mandiri dan tidak semua warga mampu serta memiliki fasilitas untuk melakukannya," kata dia.

Menurut dia, kasus sebanyak 22 warga di RT 04 Kalurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman positif COVID-19 dapat dijadikan percontohan. Kasus yang pertama ditemukan pada 20 Februari 2021 saat ini ada tujuh orang telah dinyatakan sembuh sementara 15 orang lainnya masih menjalani isolasi.

"Ini juga karena tidak terpantau isolasi mandirinya," kata dia.

Meski perawatan di rumah sakit bagi penderita COVID-19 diprioritaskan bagi yang bergejala sedang dan berat karena keterbatasan tenaga kesehatan, fasilitas rumah sakit dan biaya yang cukup mahal, bukan berarti gejala ringan dan tanpa gejala tidak perlu dirawat dan dipantau.

"Jika isolasi mandiri tidak dipantau dan dirawat bisa menjadi sumber penularan dan bisa juga tiba-tiba menjadi berat," kata dia.

Menurut Huda, gugus tugas perlu membuat shelter perawatan dan isolasi mandiri di tingkat desa, atau minimal kecamatan untuk memfasilitasi warga yang positif gejala ringan atau tanpa gejala tetapi kesulitan melakukan isolasi mandiri di rumah.

Oleh sebab itu, ia meminta Pemda DIY menganggarkan minimal Rp100 juta untuk pembuatan per shelter desa/kecamatan dari belanja tidak terduga (BTT).

"Kami minta 'treatment' dengan fasilitasi shelter isolasi di desa atau kecamatan ini segera dilakukan, agar kasus segera turun dan DIY segera lepas dari PPKM/PSBB," kata dia.