YOGYAKARTA - Gaya hidup modern, seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, serta konsumsi alkohol berlebihan, menjadi faktor utama yang meningkatkan risiko sirosis hati. Sirosis hati terjadi ketika struktur hati mengalami kerusakan akibat pembentukan jaringan parut dan nodul-nodul yang menggantikan sel-sel hati yang sehat.
Meskipun sirosis hati bukanlah kanker, kondisi ini dapat meningkatkan risiko kanker hati. Kerusakan jangka panjang pada hati dapat memicu mutasi DNA yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan kanker. Namun, gejala sirosis hati sering kali tidak disadari, terutama pada tahap awal, sehingga pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk mendeteksi kondisi ini sedini mungkin.
BACA JUGA:
Gejala Sirosis Hati Berdasarkan Tahapannya
Gejala Sirosis Hati Tahap Awal
Pada tahap awal, sirosis hati sering disebut sebagai sirosis terkompensasi, di mana hati masih dapat menjalankan sebagian besar fungsinya meskipun terdapat kerusakan. Sayangnya, gejala sirosis hati tahap awal sering kali tidak terlihat jelas atau hanya berupa gejala ringan. Berikut beberapa tanda yang mungkin muncul:
- Badan terasa lemah.
- Mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
- Mual atau perasaan tidak nyaman pada perut.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Selera makan menurun secara drastis.
- Nyeri ringan atau ketidaknyamanan di bagian atas perut.
Gejala ini sering kali diabaikan karena mirip dengan keluhan umum lainnya. Namun, jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda ini, penting untuk memeriksakan diri ke dokter, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti konsumsi alkohol atau riwayat hepatitis.
Gejala Sirosis Hati Tahap Akhir
Pada tahap akhir, yang dikenal sebagai sirosis hati dekompensasi, kerusakan hati menjadi lebih parah, dan fungsi hati tidak lagi dapat berjalan normal. Gejala yang muncul pada tahap ini lebih berat dan sering kali melibatkan komplikasi serius:
- Kulit dan mata menguning (jaundice): Tanda utama dari penumpukan bilirubin dalam tubuh.
- Urine gelap seperti teh: Akibat penurunan fungsi hati dalam menyaring racun.
- Penumpukan cairan di perut (ascites): Perut membesar karena cairan yang tertahan.
- Pembengkakan (edema): Terutama terjadi pada kaki dan pergelangan kaki.
- Gangguan hormon: Pada wanita, menstruasi dapat berhenti, sedangkan pada pria, bisa terjadi pembesaran payudara atau pengecilan testis.
- Varises kerongkongan: Pembuluh darah yang membesar di kerongkongan dapat pecah dan menyebabkan muntah darah atau buang air besar berwarna hitam.
- Ensefalopati hepatik: Penumpukan racun di otak yang menyebabkan kebingungan, mengantuk, bahkan koma.
Selain itu, penderita sirosis hati tahap akhir lebih rentan terkena infeksi, malnutrisi, dan pengeroposan tulang. Pada tahap ini, risiko berkembang menjadi kanker hati juga meningkat signifikan.
Pemeriksaan untuk Mendeteksi Sirosis Hati
Deteksi dini sangat penting untuk mencegah perkembangan sirosis hati. Berikut adalah prosedur umum yang dilakukan untuk mendiagnosis sirosis hati:
- Riwayat Medis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien, termasuk faktor risiko seperti konsumsi alkohol atau infeksi hepatitis. Pemeriksaan fisik juga dilakukan untuk mencari tanda-tanda seperti pembesaran limpa atau perubahan warna kulit.
- Tes Laboratorium
Tes darah menjadi langkah awal untuk menilai fungsi hati. Beberapa parameter yang diperiksa meliputi kadar enzim hati, albumin, dan bilirubin. Selain itu, pemeriksaan serologi dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B atau C.
- Elastografi Transient (Fibroscan)
Fibroscan adalah metode non-invasif yang menggunakan gelombang suara untuk mengukur tingkat kekakuan hati. Ini membantu dokter menentukan tingkat fibrosis atau jaringan parut yang terbentuk pada hati.
- Pemeriksaan Pencitraan
Ultrasound, CT scan, atau MRI digunakan untuk mendapatkan gambaran visual hati. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi perubahan pada ukuran hati, pembesaran limpa, atau tekstur hati yang tidak normal.
Mencegah Perburukan Sirosis Hati
Jika sirosis hati sudah terdeteksi, penting untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kerusakan hati, seperti konsumsi alkohol atau makanan tinggi lemak. Mengikuti pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, serta berolahraga teratur dapat membantu menjaga fungsi hati.
Bagi mereka yang berada pada tahap awal, memantau gejala sirosis hati tahap awal secara berkala sangat penting. Konsultasikan kondisi Anda dengan dokter untuk mendapatkan perawatan terbaik dan mencegah komplikasi serius.
Gejala sirosis hati tahap awal sering kali tidak jelas, tetapi penting untuk mengenali tanda-tandanya agar dapat ditangani sejak dini. Gaya hidup sehat, pemeriksaan rutin, dan penanganan medis yang tepat adalah kunci untuk mencegah perkembangan sirosis hati ke tahap yang lebih parah. Jika Anda mengalami gejala seperti mual, mudah lelah, atau nyeri perut yang berkepanjangan, segera periksakan diri untuk memastikan kondisi kesehatan hati Anda tetap optimal.
Bicara soal hati ini, siapa sangka Menurut Penelitian, Ini Alasan Kenapa Daun Kelor Bisa Bantu Menyehatkan Liver
Jadi setelah mengetahui gejala sirosis hati tahap awal, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!