Surplus Neraca Perdagangan Tak Mampu Menolong Ambruknya Rupiah
Ilustrasi. (Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot tak mampu ke luar dari zona merah di akhir perdagangan hari ini. Rupiah Selasa 18 Agustus melemah 50 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.845 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, neraca perdagangan yang surplus tidak membantu penguatan rupiah karena kalau di-breakdown, impornya turun melebihi ekspektasi.

"Masih lemahnya aktivitas ekonomi dalam negeri seperti manufaktur dan konsumsi mengisyaraktkan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia jadi pertanyaan. Ini mungkin mendorong pelemahan rupiah," ujar Ariston kepada VOI.

Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia berada di zona hijau. Menemani rupiah, baht Thailand berada satu level lebih baik setelah melemah 0,06 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, yen Jepang berhasil menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,43 persen. Selanjutnya, dolar Singapura terangkat 0,18 persen, disusul peso Filipina yang menguat 0,16 persen terhadap dolar AS. 

Sedangkan, ringgit Malaysia terapresiasi 0,13 persen. Kemudian rupee India naik 0,11 persen dan yuan China terkerek 0,09 persen.

Berikutnya, won Korea Selatan yang menanjak 0,06 persen serta dolar Taiwan naik 0,01 persen.

Di sisi lain, dolar Hong Kong masih bergerak stabil dengan kecenderungan menguat tipis 0,004 persen jelang sore ini.