Korea Utara Kembali Lakukan Peluncuran Rudal ke Perairan antara Korea Selatan dan Jepang, Diduga Jenis Balistik
Uji coba peluncuran rudal hipersonik baru oleh Academy of Defence Science Korea Utara pekan lalu. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara kembali meluncurkan rudal yang diduga jenis balistik, kata Kementerian Pertahanan Jepang pada Rabu, kurang dari seminggu setelah negara bersenjata nuklir itu menembakkan apa yang diklaimnya sebagai senjata 'hipersonik'.

Seoul juga mengkonfirmasi peluncuran tersebut, dengan mengatakan itu adalah proyektil tak dikenal dan telah ditembakkan ke perairan antara Korea Selatan dan Jepang, mengutip The Japan Times 11 Januari.

Peluncuran rudal itu dilakukan ketika enam negara, termasuk Amerika Serikat dan Jepang, mendesak Korea Utara untuk menghentikan 'tindakan destabilisasi' dalam sebuah pernyataan bersama di PBB.

Keenamnya menyerukan Pyongyang untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut dan terlibat dalam dialog yang berarti menuju tujuan bersama kita untuk denuklirisasi lengkap.

"Tindakan ini meningkatkan risiko salah perhitungan dan eskalasi dan menimbulkan ancaman signifikan terhadap stabilitas regional," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield seperti dikutip, membacakan pernyataan bersama menjelang pertemuan tertutup Dewan Keamanan pada pekan lalu.

"Setiap peluncuran rudal tidak hanya berfungsi untuk memajukan kemampuan DPRK sendiri, tetapi untuk memperluas rangkaian senjata yang tersedia untuk diekspor ke klien dan dealer senjata ilegal di seluruh dunia," tambahnya, merujuk pada Korea Utara dengan nama resminya, Partai Demokrat Republik Rakyat Korea.

rudal hipersonik korea utara
Uji coba peluncuran rudal hipersonik baru oleh Academy of Defence Science Korea Utara pekan lalu. (Sumber: KCNA)

Korea Utara pekan lalu mengatakan mereka berhasil menguji rudal hipersonik baru, yang berpotensi memberi negara terisolasi itu senjata lain yang dapat menghindari pertahanan rudal.

Tes itu, peluncuran senjata hipersonik kedua yang tampak hanya dalam waktu tiga bulan, diharapkan memberi lebih banyak amunisi kepada orang-orang di Jepang yang mendorong negara itu untuk memperoleh kemampuan untuk menyerang pangkalan musuh.

Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah menguji berbagai sistem senjata baru yang semakin kuat di samping rudal balistik kapal selam terbarunya. Ini termasuk rudal jelajah jarak jauh yang diyakini mampu mengirimkan bom nuklir ke Jepang, serta senjata yang diluncurkan dengan kereta api dan apa yang dikatakan Korea Utara sebagai kendaraan meluncur hipersonik. Semuanya diyakini mewakili kemajuan dalam upaya Pyongyang untuk mengalahkan pertahanan rudal.

Untuk diketahui, laju pengujian senjata Korea Utara telah memicu kekhawatiran di Tokyo, dengan pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri Fumio Kishida, secara terbuka menyarankan Jepang meningkatkan kemampuan serangan.