Fosil Ungkap Perubahan Iklim Pengaruhi Perubahan Bentuk Gigi Manusia
Ilustrasi gigi. (Unsplash/Diana Polekhina)

Bagikan:

JAKARTA - Fosil berusia 300 juta tahun yang ditemukan di Amerika Serikat memberikan pencerahan baru, tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi penampilan gigi kita saat ini.

Para peneliti di University of Bristol, Inggris mengatakan, spesies reptil punah yang baru ditemukan ini mengungkapkan asal-usul paling awal yang diketahui dari gigi seri, taring dan geraham mamalia.

"Gigi menunjukkan perbedaan yang jelas dalam bentuk antara bagian depan dan belakang rahang, diatur ke dalam wilayah yang berbeda," terang Dr. Suresh Singh dari Sekolah Ilmu Bumi Bristol, melansir Euronews 17 Januari.

"Ini adalah prekursor dasar dari apa yang dimiliki mamalia saat ini, gigi seri dan taring di depan, dengan geraham di belakang," tandasnya.

Makhluk reptil, yang secara resmi dikenal sebagai Shashajaia bermani, memiliki gigi besar seperti taring yang berbeda dengan hewan serupa lainnya yang ditemukan pada periode Karbon Akhir. Selama waktu ini, serangga raksasa berkeliaran di tanah dan hutan hujan rawa menutupi sebagian besar planet ini.

Dr. Singh mengatakan, ini adalah catatan tertua tentang gigi seperti ini yang telah ditemukan dalam sejarah evolusi kita.

gigi manusia
Ilustrasi gigi. (Unsplash/Diana Polekhina)

Ketika membandingkan rahang fosil Shashajaia dengan makhluk purba serupa lainnya, para ilmuwan menemukan bahwa gigi mereka mulai berubah 300 juta tahun yang lalu. Sekitar waktu ini lahan basah yang melimpah digantikan oleh lingkungan musiman, yang lebih kering karena perubahan iklim global.

Makanan yang tersedia berubah, menjadi lebih beragam, sehingga fosil baru menunjukkan gigi ini merupakan adaptasi evolusioner, untuk membantu reptil yang sudah lama punah menangkap mangsa.

Apa yang bisa fosil ceritakan kepada kita tentang perubahan iklim? Fosil purba ini ditemukan di daerah yang dikenal sebagai Lembah Para Dewa di Utah, Amerika Serikat, sebuah wilayah yang sangat penting bagi ahli paleontologi.

Catatan makhluk purba awalnya ditemukan pada tahun 1989 oleh Dr. David Berman, yang selama puluhan tahun bekerja menyebabkan daerah tersebut dinyatakan sebagai Monumen Nasional pada tahun 2016.

Untuk diketahui, salah satu dari banyak cara para ilmuwan memprediksi bagaimana kenaikan kadar karbon dioksida, dapat mengubah planet ini di masa depan adalah dengan melihat bagaimana ia merespons di masa lalu.

"Memahami perubahan dalam kumpulan fosilnya sepanjang waktu akan menjelaskan bagaimana perubahan iklim dapat secara drastis mengubah ekosistem di waktu yang dalam, serta di masa sekarang," terang penulis utama Dr. Adam Huttenlocker dari University of Southern California.