Laporan PBB Sebut Taliban Membunuh Mantan Pejabat Afghanistan hingga Anggota ISIS
Ilustrasi pasukan khusus Taliban Batalion Badri3 13. (Twitter/@SpoilOfWar)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dilihat oleh Reuters mengatakan, Taliban dan sekutunya diyakini telah membunuh sejumlah orang yang terkait dengan pemerintahan sebelumnya dan asing.

Dalam laporan tersebut dikatakan, Taliban membunuh mantan pejabat Afghanistan, anggota pasukan keamanan dan orang-orang yang bekerja dengan kontingen militer internasional sejak penarikan yang dipimpin Amerika Serikat.

Laporan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada Dewan Keamanan PBB menggambarkan, kondisi kehidupan yang memburuk bagi 39 juta orang Afghanistan meskipun pertempuran berakhir dengan pengambilalihan Taliban pada Agustus.

"Seluruh sistem sosial dan ekonomi yang kompleks sedang dimatikan," kata Guterres seperti mengutip Reuters 31 Januari.

Laporan tersebut terdengar sebagai yang terbaru dari serangkaian peringatan yang dikeluarkan Sekjen PBB dalam beberapa bulan terakhir, tentang krisis kemanusiaan dan ekonomi yang dipercepat setelah Taliban merebut Kabul, ketika pasukan asing pimpinan AS terakhir pergi dan donor internasional memotong bantuan keuangan yang penting.

Guterres merekomendasikan dewan menyetujui restrukturisasi misi PBB untuk menangani situasi tersebut, termasuk pembentukan unit pemantauan hak asasi manusia baru.

Misi PBB "terus menerima tuduhan yang kredibel tentang pembunuhan, penghilangan paksa dan pelanggaran lainnya" terhadap mantan pejabat, anggota pasukan keamanan dan orang-orang yang bekerja untuk kontingen militer internasional yang dipimpin AS meskipun amnesti umum diumumkan oleh Taliban, kata laporan itu.

Selain itu, misi tersebut telah menetapkan sebagai laporan yang kredibel, lebih dari 100 orang telah terbunuh, lebih dari dua pertiga dari mereka diduga oleh Taliban atau afiliasi mereka, sejak 15 Agustus 2021, katanya.

Ada juga tuduhan yang kredibel tentang pembunuhan di luar proses hukum terhadap sedikitnya 50 orang yang diduga anggota cabang lokal kelompok militan ISIS, menurut laporan itu.

"Pembela hak asasi manusia dan pekerja media terus diserang, diintimidasi, dilecehkan, ditangkap secara sewenang-wenang, perlakuan buruk dan pembunuhan," sebut lapora itu.