Berita Bantul: Satgas, Pasien COVID-19 Isolasi di Bantul Bertambah Menjadi 58 Orang
Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Bantul di Bambanglipuro, Bantul, DIY (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Kasus aktif COVID-19 atau pasien yang masih terinfeksi dan menjalani isolasi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus bertambah hingga Sabtu menjadi 58 orang, menyusul ada penambahan kasus baru 10 orang dalam sehari.

Berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul di Bantul, Sabtu, tambahan 10 kasus baru tersebut berasal dari Kecamatan Banguntapan lima orang, Jetis dua orang, kemudian Kretek, Pundong, dan Pleret masing-masing satu orang.

Penambahan kasus baru tersebut tidak disertai dengan kasus konfirmasi COVID-19 yang sembuh, atau nol orang pulih, begitu juga dengan kasus konfirmasi yang meninggal tercatat nol orang, atau tidak ada laporan kasus.

Bantul Bertambah Menjadi 58 Orang

Dengan perkembangan kasus selama 24 jam terakhir itu, maka total kasus positif COVID-19 di Bantul menjadi 57.487 orang, dengan angka kesembuhan sebanyak 55.859 orang, sedangkan kasus kematian karena paparan COVID-19 tercatat 1.570 orang.

Dengan demikian jumlah kasus aktif COVID-19 atau pasien yang masih terinfeksi dan menjalani isolasi mandiri maupun karantina di Bantul untuk proses penyembuhan per hari Sabtu masih 58 orang.

Kasus isolasi tersebut tersebar di 11 kecamatan yaitu Banguntapan 18 orang, Kasihan sembilan orang, Sewon delapan orang, Bantul lima orang, Jetis empat orang, Imogiri empat orang, Piyungan tiga orang, dari Sedayu, Pleret, Pundong masing-masing dua orang, dan Kretek satu orang.

Disebutkan pula terdapat enam kecamatan di Bantul lainnya yang tercatat nol kasus aktif COVID-19 karena pasien konfirmasi sebelumnya telah sembuh, yaitu Pajangan, Dlingo, Pandak, Bambanglipuro, Srandakan, dan Sanden seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih selalu menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 terutama varian Omicron, mengingat sekarang ini masyarakat cenderung agak kendor dalam penerapan prokes.

"Sekarang ini kan masyarakat agak longgar, agak kendor dalam prokes, karena dikira pandemi sudah selesai, padahal belum, apalagi ada varian Omicron, makanya sekarang kita ketatkan lagi, kita giatkan lagi prokes," katanya.

Ia juga mengajak masyarakat bersama memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), dan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.