Serukan NATO Solid Dukung Ukraina, PM Inggris: Ada Prinsip yang Tidak akan Kita Kompromikan
PM Boris Johnson bersama militer Inggris. (Wikimedia Commons/UK Prime Minister)

Bagikan:

JAKARTA - Inggris pada Hari Kamis meminta Eropa untuk memegang teguh hak Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), ketika Perdana Menteri Boris Johnson mengunjungi markas aliansi untuk mengumpulkan sekutu, mengutus menteri luar negerinya ke Moskow dengan peringatan untuk tidak menyerang.

Rusia memiliki lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, membuat Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa dan NATO khawatir mungkin merencanakan invasi.

Moskow menyangkal hal ini tetapi mengatakan, pihaknya dapat mengambil tindakan 'teknis-milite' yang tidak ditentukan kecuali tuntutan dipenuhi, termasuk melarang Ukraina bergabung dengan aliansi militer Barat.

Dorongan diplomatik Inggris datang ketika PM Johnson sedang bergulat dengan krisis politik domestik terburuk dari jabatan perdana menterinya, penyelidikan polisi terhadap pesta-pesta saat penguncian COVID-19 di kediaman resminya Downing Street 10, mendorong beberapa anggota parlemen dari Partai Konservatif pendukungnya menyerukan agar dia mengundurkan diri.

Ini juga mengikuti diplomasi antar-jemput dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengunjungi Moskow dan Kyiv awal pekan ini dan, berbeda dengan para pemimpin AS dan Inggris, telah mengecilkan kemungkinan invasi Rusia.

PM Johnson, tokoh paling menonjol dalam kampanye Brexit yang membawa Inggris keluar dari UE, menegaskan Inggris "tetap teguh dalam komitmen kami terhadap keamanan Eropa".

"Sebagai aliansi, kita harus menarik garis di tengah salju dan memperjelas ada prinsip yang tidak akan kita kompromikan," ujar PM Johnson seperti melansir Reuters 10 Februari.

"Itu termasuk keamanan setiap sekutu NATO dan hak setiap demokrasi Eropa untuk bercita-cita menjadi anggota NATO," tegasnya.

Saat PM Johnson mengunjungi NATO dan kemudian Polandia, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengunjungi Moskow untuk mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

"Pada dasarnya, perang di Ukraina akan menjadi bencana bagi rakyat Rusia dan Ukraina, serta bagi keamanan Eropa, dan bersama-sama NATO telah menjelaskan, setiap serangan ke Ukraina akan memiliki konsekuensi besar dan membawa biaya besar," sebut Truss kepada Lavrov.

Terpisah, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan kepada Times Radio, tidak ada yang akan menang dari invasi agresif negara berdaulat.

"Apa yang sebenarnya kami semua coba lakukan, apakah Anda berada di NATO atau tidak di NATO, adalah melindungi hak kedaulatan negara untuk memilih aliansi keamanan mereka," terang Wallace.