Mahfud MD: Indonesia dan Mesir Punya Kemiripan soal Moderasi Islam
Menko Polhukam Mahfud MD saat menerima Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Arab Mesir untuk Republik Indonesia Ashraf Mohamed Moguib Sultan. (Foto: dokumentasi Menko Polhukam)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan Indonesia dan Mesir memiliki kemiripan terkait dengan Wasathiyah Islam, atau moderasi Islam. Wasathiya Islam atau islam moderat di Indonesia dikembangkan melalui organisasi masyarakat islam seperti NU, Muhammadiyah, dan MUI. 

“Ada kemiripan tentang kampanye Wasathiyah Islam atau moderasi Islam. Yang juga dikembangkan di Indonesia oleh ormas ormas seperti Nu, Muhammadiyah, MUI. Islam jalan tengah atau Islam moderat, yang tidak ekstreme ke kanan dan tidak ekstrim ke kiri,” ujar Mahfud saat menerima Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Arab Mesir untuk Republik Indonesia Ashraf Mohamed Moguib Sultan, di kantor Menko Polhukam, dalam pernyataannya yang diterima VOI, Selasa 6 Oktober.

Mahfud menambahkan, konsep Wasathiyah yang dikembangkan di Mesir, melalui Universitas Al Azhar di Kairo, memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan Islam tak hanya di Mesir, namun juga di Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak intelektual muslim, yang lulus dari Universitas Al Azhar. 

 

“Yang juga dikembangkan konsep Wasathiyah dimesir melalui Al Azhar University, Universitas yang usianya sudah lebih dari seribu tahun ada di mesir di Kairo. Dan itu memberi sumbangan yang besar bagi pembangunan Wasathiyah Islam bukan hanya di mesir tapi juga di Indonesia.  Karena banyak sekali alumni-alumni Al Azhar di Indonesia  yang  juga mengembangkan konsep itu, seperti Quraish Shihab, Alwi Shihab, Mantan Gubernur NTB Zainul Majdi, mereka mengembangkan konsep Wasathiyah Islam di sini,” ujar Mahfud

Konsep Wasathiyah di Indonesia sendiri adalah konsep negara yang membawa Islam ke dalam Ideologi Pancasila. 

“Indonesia negara berdasar ideologi Pancasila tetapi membawa islam, di dalam Ideologi Pancasila. Tidak ekstrim ke kanan tidak ekstrem ke kiri, dan bersifat inklusif, dan negara memberikan perlindungan dan kebebasan kepada pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya secara baik dan sejuk, tanpa bermusuhan antara satu dengan lainnya,” tambah Mahfud. 

Selain membahas mengenai Islam moderat, pertemuan juga membahas mengenai  penanganan terorisme, dan sejumlah kerjasama yang sudah berjalan, seperti kerjasama dalam bidang pendidikan dan juga juga ekonomi politik dan keamanan.