Sultan Gandeng Pemerintah Victoria Kembangkan Industri Fesyen DIY
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima kunjungan Victorian Government Commissioner for Southeast Asia, Rebecca Hall di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa. (ANTARA/HO/Pemda DIY)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X berencana menggandeng Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, untuk mengembangkan industri fesyen.

"Di sini (DIY) kan, fesyen itu punya potensi yang kuat. Tapi kan tidak hanya bagaimana memamerkan pakaian lewat peragawati, setelah itu sudah selesai. Tapi bagaimana menjadikan tumbuhnya industri fesyen di Yogyakarta," kata Sultan usai menerima kunjungan Victorian Government Commissioner for Southeast Asia, Rebecca Hall, di Gedhong Wilis, kompleks Kepatihan, Yogyakarta dilansir Antara, Selasa, 31 Mei.

Sultan berharap dengan berkembangnya industri fesyen, maka DIY akan mampu memiliki produk fesyen yang bagus dan memenuhi kebutuhan pasar.

Dia menyambut baik inisiatif Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, yang ingin memperpanjang kesepakatan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY.

Pada kerja sama lanjutan, Sri Sultan mengusulkan kerja sama pengembangan industri fesyen.

"Perpanjangan kerja sama akhirnya akan ditandatangani awal tahun depan. Makannya sebelum diperpanjang, beliau (Rebecca Hall) hadir untuk membicarakan kira-kira isi kerja samanya nanti mau di bidang apa saja," kata Raja Keraton Yogyakarta ini.

Menurut Sultan, pengembangan industri fesyen menjadi bagian dari upaya memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan masyarakat.

Victorian Government Commissioner for Southeast Asia Rebecca Hall mengatakan kerja sama Pemerintah Victoria dengan Pemprov DIY telah terjalin, namun harus diperbarui lagi karena sudah habis masa berlakunya.

"Kedatangan saya ini juga sekaligus mendiskusikan rencana pertemuan antara Gubernur DIY dengan Perdana Menteri Australia dan Gubernur Victoria tahun depan. Kerja sama yang didiskusikan di antaranya di bidang kebudayaan, pendidikan, inovasi dan fesyen," kata dia.

Hall menjelaskan kegiatan kerja sama yang sudah berlangsung dan akan terus dilanjutkan adalah kerja sama antara Melbourne Symphony Orchestra dengan musisi-musisi di DIY, termasuk bersama Yogyakarta Royal Orchestra.

Selanjutnya, kata dia, juga mencakup kegiatan pertukaran pelajar yakni Pemerintah Victoria menggelar Victorian Young Leaders Programme dengan mengirim siswa-siswa ke Yogyakarta untuk mempelajari kebudayaan dan bahasa.

"Sayangnya program-program itu sempat terhenti karena pandemi. Semoga ke depannya akan ada lagi. Saya juga tadi sempat meminta masukan dari Gubernur DIY, kira-kira ide kerja sama apalagi yang bisa dilakukan ke depannya. Dan tadi sempat dibicarakan terkait dengan keberlanjutan fesyen, inovasi, dan kebudayaan," kata dia.