Berita Bantul: Pemkab Bantul Tidak Akan Tutup Pasar Hewan Meski Ratusan Ternak Suspek PMK
Ternak domba di Kabupaten Sleman terserang virus PMK. Foto ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak akan menutup pasar hewan di daerah itu meski ratusan ternak diduga atau suspek terkena kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), dengan 35 ternak diantaranya positif terinfeksi.

"Terkait kasus PMK ini kita tidak akan menutup pasar hewan, karena terus terang kita akan memperbaiki perekonomian di sektor ternak," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo di Bantul, Kamis.

Dia menyebutkan, hingga data terakhir yang dicatat instansinya, sebanyak 460 ekor ternak di Bantul suspek PMK, dari jumlah tersebut yang sudah diketahui hasil laboratorium sebanyak 35 ternak baik domba dan sapi positif terjangkit PMK seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Pemkab Bantul Tidak Akan Tutup Pasar Hewan

Menurut dia, tidak akan menutup pasar hewan karena selain untuk menggairahkan ekonomi peternak, juga diharapkan kestabilan daging di pasaran terjaga, setelah beberapa hari lalu ada penutupan pasar hewan di luar Bantul yang berdampak pada suplai ternak ke Bantul.

"Kemarin sudah dua tahun pandemi COVID-19 jangan sampai perekonomian turun lagi karena pada hewan kita tutup, karena pengalaman kemarin di kabupaten tetangga nutup pasar, tidak ada pemotongan hewan selama tiga hari," katanya.

Sebagai upaya mencegah kasus PMK terus meluas, pihaknya akan lebih melakukan pengawasan lalu lintas ternak, rutin melakukan penyemprotan desinfektan di kandang-kandang kelompok, dan pasar hewan.

"Kita akan lebih intens dalam pengawasan, kalau yang suspek kita obati sampai sembuh, yang positif kita isolasi agar jangan sampai ada orang masuk. Dan kita pengawasan di keluar masuk ternak, termasuk di pasar hewan juga ketat," katanya.

Pihaknya juga berharap masyarakat tidak perlu panik menyikapi temuan PMK pada hewan ternak ini, dikarenakan daging hewan yang terkena PMK, tetap dapat dikonsumsi asalkan cara memasaknya benar, dan bagian tubuh yang diserang penyakit itu disingkirkan.

"Harapan kami masyarakat Bantul tidak perlu panik, tidak perlu khawatir, PMK bukan penyakit zoonosis (menular ke manusia), yang penting kalau memotong ternak yang kena PMK daging dimasak secara matang, jeroan, kepala dan kaki dikubur atau ditanam," katanya.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!