Gunung Kidul Tekan Penyebaran PMK agar Tidak Ganggu Produksi Ternak
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

GUNUNG KIDUL - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan  Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya semaksimal mungkin menekan penyebaran penyakit mulut dan kuku agar tidak mengganggu pembibitan dan produksi hewan ternak.

Kepala Bidang Bina Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Fajar Ridwan di Gunung Kidul, Jumat 17 Juni, mengatakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) berbahaya terhadap pembibitan sapi karena risiko kematian terhadap anakan sapi sangat tinggi.

"Untuk itu, kami berusaha melakukan pencegahan seoptimal mungkin, sehingga tidak berpengaruh terhadap target produksi atau pembibitan. Hal ini dikarenakan anakan sapi kalau terjangkit PMK bisa mati,” kata Fajar dikutip Antara.

Ia mengatakan pada tahun ini, DPKH menargetkan kelahiran anakan sapi sebanyak 18.800 ekor. Indukan sapi bunting ditargetkan sebanyak 19.300 ekor.

Hingga pertengahan Juni ini, sudah realisasi 10.921 ekor dan untuk indukan bunting sebanyak 7.172 ekor.

"Capaian ini masih dalam jalur yang bagus, tapi upaya kewaspadaan harus terus dilakukan terkait dengan penyebaran PMK di Gunung Kidul," katanya.

Untuk mengejar target tersebut, DPKH Gunung Kidul menggalakkan inseminasi buatan (IB) melalui program Sikomandan. Selain itu, juga terus melakukan pemeriksaan ke sapi-sapi bunting secara rutin agar terhindar dari berbagai penyakit.

Dia menambahkan, penanggulangan PMK sudah dilaksanakan sejumlah program. Salah satunya memberikan pendampingan dan sosialisasi kepada para peternak.

"Kami berharap pemahaman warga ini bisa efektif dalam upaya menekan kasus di Gunung Kidul," katanya.

Sementara itu, Kepala DPKH Gunung Kidul Wibawanti Wulandari mengatakan DPKH mengintensifkan sosialisasi ke peternak terkait dengan kebersihan kandang untuk pencegahan PMK. Selain itu, DPKH meningkatkan vaksinasi hewan ternak.

DPKH Gunung Kidul sudah melaporkan ke Kementerian Pertanian berkaitan dengan jumlah ternak yang mendapatkan prioritas vaksin PMK. Ada sekitar 79.000 ekor sapi yang diusulkan memperoleh vaksin.

“Di tahap awal ada 3 juta dosis. Tapi, kami masih menunggu berapa kuota yang diperoleh di Gunung Kidul,” katanya.