Kegelisahan Ormas Soal Perpecahan Bertahun-tahun Jadi Penyebab Bamus Betawi Bersatu Kembali
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. (Foto via Antara/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Bagikan:

JAKARTA - Pimpinan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi dan Bamus Suku Betawi 1982 kompak mendatangi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ke Balai Kota DKI Jakarta, kemarin. Mereka melaporkan kepada Heru, kedua ormas ini sepakat untuk menyatu kembali.

Organisasi induk masyarakat Betawi ini sebelumnya pecah dalam Musyawarah Besar Bamus Betawi pada tahun 2018 lalu. Sejak itu, terjadi dualisme organisasi antara Bamus Betawi pimpinan Abraham Lunggana atau Haji Lulung (almarhum) yang kini diteruskan Riano Ahmad, dengan Bamus Suku Betawi 1982 yang dipimpin Zainuddin atau Oding.

Ketua Bamus Suku Betawi 1982 Oding menjelaskan penyebab bersatu kembalinya kedua ormas ini. Dualisme yang terjadi selama bertahun-tahun pada akhirnya menimbulkan kegelisahan ormas-ormas suku Betawi yang berada dalam wadah Bamus Betawi-Bamus Suku Betawi 1982.

"Memang ada semacam kegelisahan dari para pimpinan-pimpinan ormas Betawi yang banyak jumlahnya. Ada kesan terpecah, kan. Jadi, mereka mendorong, men-support kita untuk bersatu. Inilah yang memudahkan kita untuk memutuskan menyatu kembali," kata Oding saat dihubungi, Rabu, 7 Desember.

Sehingga, pada 22 Desember mendatang, Bamus Betawi-Bamus Suku Betawi 1982 akan mendeklarasikan persatuan mereka dengan mengubah nama organsasinya menjadi Majelis Amanah Masyarakat Betawi.

Deklarasi Majelis Amanah Masyarakat Betawi akan dilangsungkan di Balai Kota DKI Jakarta dan disaksikan oleh Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Selain itu, Bamus Betawi-Bamus Suku Betawi 1982 juga memutuskan untuk menjadikan Deputi Gubernur Bidang Budaya dan Pariwisata Marullah Matali sebagai ketua Majelis Amanah Masyarakat Betawi.

Oding menjelaskan, para tokoh betawi ini sepakat memilih mantan Sekretaris Daerah DKI Jakarta ini menjadi pemimpin mereka karena memiliki andil dalam proses penyatuan Bamus Betawi-Bamus Suku Betawi 1982.

"Bang Marullah ikut memberikan konsepsi betapa pentingnya penyatuan ini. Karena beliau adalah inisiator untuk mempersatukan ini, akhirnya kita sepakat untuk menjadikan beliau sebagai pemimpinnya, sebagai imam kita," jelas Oding.