Perdana Sejak Insiden Balon Mata-mata, Pejabat Senior AS dan China Bertemu Delapan Jam di Austria
Pertemuan Jake Sullivan dan Wang Yi dengan delegasi masing-masing di Wina. (Twitter/@NSC_Spox)

Bagikan:

JAKARTA - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan bertemu dengan diplomat senior China Wang Yi di Wina, Austria untuk pembicaraan terbuka dan konstruktif, kata Gedung Putih Hari Kamis.

Pertemuan yang sebelumnya dirahasiakan itu adalah salah satu keterlibatan tingkat tertinggi antara pejabat AS dan China sejak insiden balon mata-mata awal tahun ini, yang menyebabkan Menteri Luar Negeri Antony Blinken menunda perjalanan yang direncanakan ke Beijing, di tengah riuh-rendah hubungan kedua negara.

"Pertemuan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga jalur komunikasi terbuka dan mengelola kompetisi secara bertanggung jawab," menurut Gedung Putih, melansir CNN 12 Mei.

"Kedua belah pihak melakukan diskusi yang jujur, substantif dan konstruktif mengenai isu-isu utama dalam hubungan bilateral AS-China, masalah keamanan global dan regional, perang Rusia melawan Ukraina, dan masalah lintas-Selat, di antara topik lainnya," lanjut keterangan tersebut.

Sementara mengutip Reuters, pertemuan kedua pejabat senior tersebut berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis, dengan total durasi delapan jam.

Seorang pejabat senior administrasi AS mengatakan, pertemuan itu merupakan upaya untuk mengembalikan komunikasi setelah insiden balon mata-mata.

"Saya pikir kedua belah pihak menyadari, insiden yang tidak menguntungkan itu menyebabkan sedikit perbedaan dalam komunikasi. Kami sekarang berusaha untuk melampaui itu dan membangun kembali saluran komunikasi normal yang standar," kata pejabat itu dalam panggilan telepon dengan wartawan setelah pertemuan.

"Kami memperjelas di mana kami berdiri dalam hal pelanggaran kedaulatan, kami telah menjelaskannya sejak awal. Tapi sekali lagi, mencoba untuk melihat ke depan dari sini," tambah pejabat itu, mencatat bahwa mereka fokus pada "bagaimana kita mengelola masalah lain yang sedang berlangsung saat ini dan mengelola ketegangan dalam hubungan yang ada."

Lebih lanjut, pejabat itu mengatakan pejabat China melihat pentingnya terlibat dengan AS untuk mencoba mengelola hubungan, yang menurut pejabat tersebut merupakan "penyimpangan" dari pernyataan Beijing mengenai keterlibatan AS-China sebelumnya.

"Saya pikir, kedua belah pihak berpikir akan berguna untuk mencoba melakukan percakapan lain dari tingkat direktur penasihat keamanan nasional ini," katanya. Terakhir kali pejabat bertemu di level itu adalah Juni lalu.

"Saya juga pikir kedua belah pihak melihat nilai dalam saluran ini, untuk menangani beberapa masalah yang lebih kompleks dalam hubungan bilateral," tambah pejabat itu.

Sullivan memberi tahu Wang, AS dan China adalah 'rival' tetapi AS "tidak mencari konflik atau konfrontasi". Dia mengangkat kasus tiga warga negara Amerika yang ditahan secara tidak sah – Mark Swidan, Kai Li, dan David Lin. Kedua belah pihak juga membahas masalah kontra-narkotika.

Namun, pertemuan itu dikabarkan tidak membahas secara spesifik penjadwalan ulang kunjungan Menlu Blinken maupun penjadwalan panggilan telepon antara Presiden Joe Biden dengan Presiden Xi Jinping.

Diketahui, hubungan AS-China telah merosot karena berbagai masalah mulai dari tuduhan mata-mata China dan pelanggaran hak asasi manusia, hingga upaya AS untuk membangun aliansi militer guna mengekang ambisi China terhadap Taiwan dan di Pasifik.

Selain itu, pertemuan Wina digelar saat Presiden Biden direncanakan berkunjung ke Asia yang diawali dengan KTT G7 di Jepang pada 19-21 Mei.