Kunjungan Menlu AS ke China Bahas Pengembangan Hubungan Bilateral
Menlu AS Antony Blinken /FOTO via Instagram @secblinken

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel J. Kritenbrink mengatakan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing, China, untuk melanjutkan diskusi tentang pengembangan hubungan bilateral kedua negara.

"Kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan diskusi tentang prinsip-prinsip pengembangan untuk memandu hubungan bilateral seperti yang dibahas oleh Presiden Biden dan Presiden Xi di Bali," kata Daniel J. Kritenbrink dilansir ANTARA, Selasa, 20 Juni.

Kedua belah pihak mendorong kemajuan lebih lanjut dalam upaya mengatasi masalah spesifik dalam hubungan bilateral dengan kelompok kerja bersama yang dibentuk pada 2021.

Dia mencontohkan sambutan dari kedua pihak terhadap upaya penguatan pertukaran orang antara mahasiswa, cendekiawan dan pengusaha, termasuk komitmen untuk bekerja sama meningkatkan jumlah penerbangan langsung antara kedua negara.

Menlu Blinken, kata dia, menegaskan penyelesaian kasus warga AS yang ditahan secara tidak sah atau dikenai larangan keluar di China juga tetap menjadi prioritas AS untuk dibahas dalam kunjungannya ke China.

Blinken menggarisbawahi pentingnya bekerja bersama untuk memutus aliran obat-obatan sintetis, khususnya fentanil, dan bahan kimia prekursor ke AS, yang memicu krisis fentanil.

Di bidang ekonomi, Blinken membahas praktik ekonomi nonpasar dan tidak adil China serta aksi baru-baru ini terhadap perusahaan AS.

Dia juga mendiskusikan investasi bersejarah yang telah dibuat oleh Pemerintah AS, sebagai salah satu fokus utama selama dua hari diskusi.

Kritenbrink mengatakan Blinken menyuarakan pula keprihatinan tentang pelanggaran hak asasi manusia (HAM) China di Xinjiang, Tibet dan Hong Kong, selain menggarisbawahi pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Kedua belah pihak juga mendiskusikan berbagai isu global dan regional, termasuk perang agresi Rusia melawan Ukraina, aksi provokasi yang dilakukan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atau Korea Utara, dan keprihatinan AS terhadap aktivitas intelijen China di Kuba.

"Menlu menegaskan bahwa AS akan bekerja dengan sekutu dan mitranya untuk mewujudkan visi kami untuk dunia yang bebas dan terbuka, dan yang menjunjung aturan berdasarkan tatanan internasional," kata Kritenbrink.

Kedua belah pihak menekankan bahwa AS dan China harus bekerja bersama untuk mengatasi tantangan transnasional bersama, seperti perubahan iklim, stabilitas ekonomi makro global, ketahanan pangan, kesehatan masyarakat dan perang melawan narkotika.

Blinken lebih lanjut mendorong interaksi lebih lanjut antara pemerintahan kedua negara dalam bidang-bidang tersebut dan bidang-bidang lainnya.

Kedua belah pihak sepakat untuk menindaklanjuti dialog di antara pejabat senior di Washington dan Beijing untuk melanjutkan jalur komunikasi yang terbuka.