Sering Dipakai Membom Ukraina, Intelijen Inggris Sebut Pembom Supersonik Rusia Kemungkinan Hancur Diserang Drone
Pembom Tupolev Tu-22M3 lepas landas dari Pangkalan Udara Soltsy-2 Rusia. (Wikimedia Commons/Dmitriy Pichugin)

Bagikan:

JAKARTA - Intelijen militer Inggris mengatakan pada Hari Selasa, serangan pesawat tak berawak alias drone terhadap lapangan terbang jauh di dalam wilayah Rusia pada akhir pekan lalu, kemungkinan menghancurkan pembom jarak jauh supersonik TU-22M3 berkemampuan nuklir.

Kyiv, yang pada hari Senin mengklaim telah menyerang lapangan terbang militer Rusia, mengatakan Rusia telah menggunakan TU-22M3 untuk mengebom sasaran di Ukraina dengan amunisi konvensional.

Penghancuran pesawat, yang dapat dilengkapi dengan hulu ledak konvensional atau nuklir, ini menggarisbawahi kerentanan armada pengebom jarak jauh Rusia yang menua tetapi mematikan, yang merupakan bagian utama dari upaya perang Moskow, terhadap serangan pesawat tak berawak.

Dalam pembaruan rutin di Ukraina, intelijen militer Inggris mengatakan "sebuah pembom menengah Tu-22M3 BACKFIRE dari Long Range Aviation (LRA) Rusia, kemungkinan besar dihancurkan di pangkalan Udara Soltsy-2 di Oblast Novgorod, 650 km (403 mil) dari perbatasan Ukraina.

"Ini setidaknya merupakan serangan ketiga yang berhasil terhadap lapangan terbang LRA, sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan Rusia untuk melindungi lokasi-lokasi strategis jauh di dalam negeri," katanya, melansir Reuters 23 Agustus.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Sabtu, serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak bergaya helikopter Ukraina yang ditembak jatuh oleh tembakan senjata ringan dan tidak ada yang terluka.

Intelijen militer Inggris mengatakan, jika drone model helikopter benar-benar digunakan, hal ini memperkuat dugaan serangan diluncurkan dari dalam Rusia, karena drone tersebut tidak mungkin memiliki jangkauan untuk mencapai lapangan terbang dari luar Rusia.

Rusia sering menggunakan pesawat TU-22M3 untuk membom Ukraina, tambahnya, mengkritik apa yang mereka sebut sebagai rudal anti-kapal berat yang "terkenal tidak akurat" yang ditembakkan oleh pesawat tersebut.

Menurut citra satelit yang ditinjau oleh Reuters, serangan itu menyebabkan Rusia memindahkan pesawat lain dari jenis yang sama dari lapangan terbang yang menjadi sasaran ke pangkalan alternatif yang lebih jauh dari Ukraina.

Laporan media yang belum dikonfirmasi mengatakan mereka telah diterbangkan ke pangkalan di Rusia utara.

Tidak ada komentar langsung dari Ukraina, yang jarang mengakui secara terbuka serangan semacam itu, meski mengatakan akan melakukan apa saja untuk mengurangi aset militer Rusia.