Pilgub DKI di Pilpres 2024, Mardani: Belajar Kasus Ahok, Kita <i>Nggak</i> Pakai Politik Identitas
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera (@PKS)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengusulkan agar pasangan capres dan cawapres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memakai strategi pemenangan Pilgub DKI 2017 untuk Pilpres 2024 mendatang.

Namun, Mardani membantah jika strategi pemenangan Anies-Sandi di Pilgub DKI lalu menggunakan cara-cara politik identitas. Menurutnya, saat itu isu agama muncul lantaran pernyataan kontroversial mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang berujung pada kasus penistaan agama.

"Di DKI kita nggak pake politik identitas. Tapi (dulu) ada kejadian Pak Ahok aja," ujar Mardani saat dikonfirmasi VOI, Jumat, 10 November.

Jadi, lanjutnya, kondisi politik antara Pilgub DKI 2017 dan Pilpres 2024 sudah berbeda. Dia mengatakan, hanya strateginya saja yang bisa diterapkan. "Beda beda," katanya.

Anggota Komisi II DPR itu lantas menjelaskan soal 5 prinsip utama pemenangan Pilgub DKI yang bisa menjadi strategi pemenangan Anies-Imin di Pilpres 2024 nanti.

Pertama, meluruskan niat. Dengan niat lurus, kata Mardani, maka tim tidak tidak akan merasa 'baperan' dan 'caperan' tetapi kerja yang tekun.

"Kita semua bekerja semata mata karena Allah SWT. Berat, pasti, tapi yakin saja," kata Mardani.

Kedua, petakan jalan. "Kami wilayah itu kami petakan, ada hijau kuning merah. Hijau kita kuat, kuning 50:50, merah yang kompetitif," jelasnya.

Ketiga, bangun barisan jangan kerumunan. Maksudnya, cari orang yang memang memahami bahwa memenangkan pasangan Amin adalah pekerjaan berat.

"Jadi (dulu) nggak semua ikut Anies, nggak semua ikut Sandi. Tapi ada yang siapin debat, siapin lain-lain, masing-masing beda tugas," tuturnya.

Keempat, menyiapkan strategi yang tepat. Pihaknya, kata Mardani, tidak ingin "ngebut' di awal. Kelima, ikat dengan tawakal. "Banyak doa, (biar) Allah yang beri kemenangan," pungkasnya.