Kereta Peluru di Jepang Hapus Ruang Merokok mulai Musim Semi Mendatang
Ruang merokok di shinkansen. (Wikimedia Commons/Asacyan)

Bagikan:

JAKARTA - Layanan kereta peluru Shinkansen Jepang berencana untuk menghapus total ruang khusus merokok di dalam gerbong mulai musim semi mendatang.

Langkah ini diambil seiring semakin banyaknya operator layanan transportasi kereta yang mematuhi kesadaran kesehatan yang semakin meningkat, serta penurunan kebiasaan merokok di Negeri Matahari Terbit.

Operator layanan kereta Central Japan Railway Co. atau yang lebih dikenal sebagai JR Tokai, West Japan Railway Co. dan Kyushu Railway Co. pada pertengahan Oktober mengumumkan keputusan masing-masing untuk menghapuskan ruang merokok dari kereta peluru yang menghubungkan kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka dan Fukuoka.

Nantinya, ruang kosong bekas ruang merokok akan dialih fungsikan untuk menyimpan air minum bagi penumpang pada saat darurat, seperti ketika orang terjebak di dalam gerbong dalam waktu lama, kata perusahaan tersebut, melansir Kyodo News 4 November.

Sebelumnya, JR Tokai telah mengizinkan penumpang untuk merokok di kursi mereka di beberapa gerbong hingga tahun 2020. Ruang merokok tertutup dipasang di model kereta seri N700 yang dimodifikasi dan diperkenalkan diperkenalkan pada tahun 2007.

Saat ini, kereta shinkansen Tokaido, Sanyo dan Kyushu memiliki ruang merokok di dua atau tiga gerbong, namun semuanya akan dihapuskan.

JR West juga berencana menghilangkan area merokok di delapan stasiun di Jalur Sanyo Shinkansen, termasuk Stasiun Shin-Kurashiki di Prefektur Okayama dan Stasiun Shin-Onomichi di Prefektur Hiroshima.

Sedangkan East Japan Railway Co. dan Hokkaido Railway Co. telah melarang merokok di dalam gerbong kereta peluru mereka.

Langkah terbaru ini mencerminkan terus menurunnya tingkat perokok di Jepang, dengan survei Kementerian Kesehatan pada tahun 2022 menunjukkan angka untuk laki-laki mencapai 25,4 persen, turun 3,4 poin persentase dari tahun 2019, dan untuk perempuan sebesar 7,7 persen, turun 1,1 poin.

Diketahui, Pemerintah Jepang telah meningkatkan upaya untuk mengatasi kekhawatiran terhadap perokok pasif, melalui revisi undang-undang promosi kesehatan yang mulai berlaku pada tahun 2020.

Menanggapi pengumuman dari JR Tokai, banyak orang di media sosial tampaknya menyambut baik berita tersebut, dengan satu unggahan mengatakan ini adalah "sebuah langkah menuju promosi kesehatan", namun beberapa di antaranya menyatakan kekecewaan.