205 Anak di Sleman Tidak dan Putus Sekolah Sepanjang 2023, Disdik Ungkap 3 Hambatan Utamanya
Ilustrasi ruang kelas di sekolah tempat belajar mengajar. (unsplash-Ivan Aleksic)

Bagikan:

DIY - Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sleman, Ery Widaryana menilai anak putus sekolah dan enggan sekolah disebabkan tiga faktor terkait kendala akses terhadap pendidikan.

"Faktor-faktor seperti jarak, fasilitas atau biaya pendidikan dapat menjadi hambatan utama dan pendidikan sebagai hak asasi manusia," kata Ery pada workshop Penanganan Anak Putus Eekolah dan Anak Tidak Sekolah, di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin 4 Desember, disitat Antara.

Ery menyebutkan, kegiatan untuk menatap bersama masa depan anak di Sleman ini menyasar 205 anak putus sekolah dan anak tidak sekolah di Kabupaten Sleman tahun 2023.

"Tujuan kegiatan ini untuk memastikan bahwa program yang dimiliki Pemkab Sleman terkait hal ini bisa berjalan dengan baik, dan memberikan manfaat kepada anak-anak tersebut," katanya.

Ia mengatakan, melalui penyelenggaraan workshop penanganan anak putus sekolah dan anak tidak sekolah ini, diharapkan dapat memberikan solusi konkret dan strategi untuk mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi oleh anak putus sekolah dan anak tidak sekolah.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo yang hadir dalam acara ini menyebutkan, permasalahan anak putus sekolah dan anak tidak sekolah harus ditangani dengan baik oleh berbagai pihak terkait. Terutama di era globalisasi seperti saat ini yang menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan semakin meningkat.

"Bahkan program Pemkab Sleman adalah anak kuliah, sampai sarjana. Kami sudah MoU dengan Amikom dan Unisa Yogyakarta dan ini akan kerja sama juga dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tahun ini ada hampir 600 anak yang dikuliahkan, kami anggarkan Rp15 miliar," katanya.

Menurut dia, diperlukan kolaborasi dan peran aktif dari berbagai pihak, baik orang tua, lingkungan, pemerintah dan lainnya agar program ini dapat berjalan dengan baik.

"Dengan begitu, diharapkan anak usia sekolah di Kabupaten Sleman dapat menjadi generasi unggul yang siap mendukung dan berkontribusi dalam pembangunan di Kabupaten Sleman nantinya," katanya.

Kegiatan ini diikuti oleh 80 orang yang terdiri dari satuan tugas (satgas) penanganan anak putus sekolah dan anak tidak sekolah, Dinas Pendidikan Sleman, Dinas Sosial Sleman, Dinas Kesehatan Sleman, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, Balai Latihan Kerja (BLK), Kanwil Kemenag Sleman, Bappeda Sleman dan lainnya.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman, DPRD Kabupaten Sleman, Ketua Satgas Anak Putus Sekolah dan Anak Tidak Sekolah, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman.