Bela Cak Imin Dicap Nusron Wahid Kemaruk, Timnas AMIN: Kritik Kami Bukan untuk Personal
Cawapres Muhaimin Iskandar/tangkapan layar

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Iwan Tarigan membela cawapres Muhaimin Iskandar yang dicap kemaruk oleh Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid.

Nusron menyebut Cak Imin kemaruk untuk menjadi Wakil Presiden RI lantaran ingin adu data dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan membuktikan soal hilirisasi nikel yang ugal-ugalan. Iwan menegaskan bahwa kritik Cak Imin soal hilirisasi tidak bersifat personal.

"Tentunya kritikan kami bukan untuk personal tetapi kebijakan agar pemanfaatan SDA digunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia bukan untuk kemakmuran Oligarki sekeliling penguasa," kata Iwan dalam keterangannya, Selasa, 30 Januari.

Menurut Iwan, kritikan kepada kubu pemerintah perlu diungkapkan agar ruang menyampaikan pendapat yang diamanatkan dalam konstitusi benar-benar terwujud.

"Di sisi lain, jika kritik atau masukan yang diberikan dinilai kurang pas atau berbeda dengan cara pandang pemerintah, maka sebagai jawabannya, program tersebut harus benar-benar dituntaskan," jelasnya.

Iwan pun menilai Nusron terlalu tendensius dan tidak memahani masalah hilirisasi nikel. Padahal, lanjut dia, kritikan Cak Imin diutarakan dengan maksud perlunga pengaturan hilirisasi agar harga nikel terjaga setelah ditemukannya pesaing baru untuk baterai.

Iwan memandang, kebutuhan nikel di pasar dunia semakin berkurang. Sedangkan, pembangunan smelter baru terus bertambah, sehingga pasar dunia dibanjiri nikel Indonesia. Hal ini membuat harga nikel terus merosot.

"Jadi, pembangunan hilirisasi smelter perlu di stop agar harga nikel terjaga dan sumber daya alam Indonesia tidak habis sia-sia dan pencemaran akibat smelter juga tidak semakin membahayakan untuk generasi sekarang dan generasi masa depan," urai Iwan.

Sebagai informasi, Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal tudingan Cak Imin yang menyebut program hilirisasi ugal-ugalan yang dilakukan pemerintah tidak membawa kesejahteraan kepada masyarakat.

Tudingan tersbut disampaikan Cak Imin dalam debat keempat Cawapres yang berlangsung pada Minggu 21 Januari yang lalu.

Melalui postingan di laman instagramnya, sambil terkekeh Luhut mengatakan ingin mengundang Cak Imin untuk mengunjungi Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang merupakan kawasan industri terpadu untuk pengolahan logam berat dan berlokasi di Desa Lelilef, Kecamatan Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.

Selain Weda Bay, Luhut juga mengajak Muhaimin berkunjung ke kawasan industri berbasis pengolahan nikel di Morowali.

"Saya sebenarnya pengen mengundang Muhaimin berkunjung ke Weda Bay dan Morowali untuk melihat sendiri. Seeing is believing, daripada anda berbohong kepada publik. Yang menurut saya itu karakter yang engga bagus untuk mencapai sesuatu posisi anda membohongi publik dengan informasi seperti tadi," ujar Luhut dari laman Instagramnya, Rabu 24 Januari.

Luhut mengeklaim, berdasarkan data yang dimilikinya, angka kemiskinan di Sulawesi Tengah pada tahun 2015 sebesar 14,7 persen dan pada tun 2023 turun menjadi 12,4 persen. "Itu apa? Ya karena pertumbuhan ekonomi di sana. Jadi terjadi cukup perbaikan di sana," kata dia.