Swedia Resmi Gabung NATO, PM Kristersson: Kami punya Sekutu dan Dukungan
PM Swedia Ulf Kristersson bersama Menlu AS Antony Blinken. (Twitter/@SecBlinken)

Bagikan:

JAKARTA - Swedia resmi bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Hari Kamis, dua tahun setelah aksesi Rusia ke Ukraina yang membuat Stockholm menyimpulkan, dukungan terhadap aliansi tersebut adalah jaminan keselamatan terbaik bagi negara Skandinavia.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyerahkan dokumentasi akhir aksesi kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, langkah terakhir dalam proses berlarut-larut untuk mendapatkan dukungan semua anggota guna bergabung dengan aliansi militer.

"Hal-hal baik akan datang kepada mereka yang menunggu," kata Menlu Blinken saat menerima dokumen aksesi Swedia dari PM Kristersson, melansir Reuters 8 Maret.

Lebih jauh Menlu Blinken mengatakan, “semuanya berubah” setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, mengutip jajak pendapat yang menunjukkan perubahan besar dalam opini publik Swedia mengenai bergabung dengan NATO.

"Orang Swedia menyadari sesuatu yang sangat mendalam: jika (Presiden) Putin bersedia mencoba menghapus satu negara tetangganya dari peta, maka dia mungkin tidak akan berhenti di situ," jelasnya.

Bagi NATO, bergabungnya Swedia dan Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 km (830 mil) dengan Rusia, merupakan penambahan yang paling signifikan dalam beberapa dekade. Hal ini juga merupakan pukulan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin, yang berupaya mencegah penguatan aliansi lebih lanjut.

Swedia akan mendapatkan manfaat dari jaminan pertahanan bersama aliansi tersebut, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.

"Swedia saat ini adalah negara yang lebih aman dibandingkan kemarin. Kami punya sekutu. Kami punya dukungan," kata PM Kristersson dalam pidatonya.

"Kami telah mengambil asuransi di aliansi pertahanan Barat," tandasnya.

PM Kristersson berterima kasih kepada sekutunya karena menyambut Swedia ke dalam blok tersebut.

"Kami akan mengupayakan persatuan, solidaritas, dan pembagian beban, serta akan sepenuhnya mematuhi nilai-nilai Perjanjian Washington: kebebasan, demokrasi, kebebasan individu, dan supremasi hukum. Lebih kuat bersama-sama," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN.

Terpisah, Presiden AS Joe Biden, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bergabungnya Swedia membuat NATO "lebih bersatu, bertekad, dan dinamis dari sebelumnya," menambahkan masuknya Swedia dan Finlandia ke dalam aliansi berarti penambahan "dua militer yang berkemampuan tinggi."

Diketahui, Swedia menambahkan kapal selam mutakhir dan armada jet tempur Gripen yang diproduksi di dalam negeri dalam jumlah besar ke pasukan NATO, dan merupakan penghubung penting antara Atlantik dan Baltik.

"Aksesi Swedia membuat NATO lebih kuat, Swedia lebih aman, dan seluruh Aliansi lebih aman," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, Rusia mengancam akan mengambil tindakan balasan secara politik dan militer-teknis yang tidak ditentukan, sebagai tanggapan atas pilihan Swedia bergabung dengan NATO.