Diprediksi Kedatangan 11,7 Juta Pemudik, DIY Antisipasi Penumpukan Sampah Momen Lebaran 2024
Ilustrasi. Tugu yang menjadi ikon Kota Yogyakarta pada 2020. (ANTARA-Eka AR)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan langkah antisipasi menghadapi potensi penumpukan sampah selama arus mudik Lebaran 2024.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menyampaikan, volume timbunan sampah yang cukup besar perlu diantisipasi karena DIY diperkirakan kedatangan sebanyak 11,7 juta pemudik pada tahun 2024.

"Kami antisipasi jangan sampai masyarakat yang mudik ke Yogyakarta dihadapkan pada sampah yang menumpuk dan tidak baik akibatnya," ujar Beny di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin 1 April, disitat Antara.

Langkah antisipasi itu, lanjut dia, telah disiapkan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta, yang selama ini memanfaatkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul.

Khusus untuk Kota Yogyakarta, lanjut dia, dilakukan upaya pengosongan sampah yang ada di depo-depo sampah menyambut Lebaran 2024. Dengan pengosongan itu diharapkan volume sampah yang diperkirakan bisa melonjak selama periode mudik Lebaran dapat terus ditekan.

"Karena kita membaca 11,7 juta (pemudik) itu akan menjadi sangat besar potensi timbunan sampah yang ditimbulkan," ujarnya.

Beny menyebut volume sampah yang tertimbun seluruh depo sampah di Kota Yogyakarta total bisa mencapai 1.000 ton sehingga perlu dikosongkan.

"Coba kita lihat tonasenya berapa timbunan yang ada di semua depo di kota. Kurang lebih bisa sampai 1.000 ton, yang sekarang berhenti di sekitar depo," ujarnya.

Menurut Beny, berbagai upaya untuk menekan volume sampah akan terus dimaksimalkan hingga para pemudik meninggalkan DIY.

"Kami antisipasi kedatangan sampai kepulangan beliau-beliau (pemudik) dari Yogyakarta ke daerah asalnya dengan sampah yang terkelola dengan baik," katanya.

Plh Kepala Dinas Pariwisata DIY Anita Verawati menuturkan destinasi wisata serta perhotelan di DIY sebagian besar telah memiliki pengolahan sampah secara mandiri sehingga potensi timbunan sampah dari sektor wisata bisa ditekan.

Kendati demikian, menurut dia, diperlukan upaya ekstra untuk mengelola sampah yang dihasilkan oleh para pemudik maupun wisatawan saat Lebaran.

"Sebenarnya kalau sampah itu lebih banyak bukan yang di wisata, tapi lebih banyak dari sampah rumah tangga," tandasnya.