Pesawat Tempurnya Masuki Wilayah Udara Taiwan, China Salahkan Intervensi Asing
Ilustrasi pesawat tempur China. (Wikimedia Commons/N509FZ)

Bagikan:

JAKARTA - China tidak mentolerir campur tangan pasukan asing dalam masalah Taiwan dan harus membuat tanggapan yang kuat terhadap tindakan 'kolusi' seperti itu, sebut Beijing sehari setelah pesawat tempurnya memasuki wilayah udara Taiwan kemarin.  

Sebanyak dua puluh delapan pesawat Angkatan Udara China, termasuk jet tempur dan pembom berkemampuan nuklir, memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.

Insiden itu terjadi setelah para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) mengeluarkan pernyataan bersama pada Hari Minggu, yang menyoroti China atas serangkaian masalah dan menggarisbawahi pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Pernyataan yang dianggap Beijing sebagai fitnah. 

Ditanya pada konferensi pers apakah kegiatan militer itu terkait dengan pernyataan G7, Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan, Pemerintah Taiwan yang harus disalahkan atas ketegangan tersebut. 

Dikatakan olehnya, Beijing percaya pemerintah pulau itu bekerja dengan negara-negara asing untuk mencari kemerdekaan formal.

"Kami tidak akan pernah mentolerir upaya untuk mencari kemerdekaan atau intervensi serampangan dalam masalah Taiwan oleh pasukan asing, jadi kami perlu membuat tanggapan yang kuat terhadap tindakan kolusi ini," tegas Ma seperti melansir Reuters Rabu 16 Juni. 

Taiwan diketahui telah mengeluhkan sejumlah aktivitas militer China di dekat wilayah udara maupun perairannya, dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Kemarin, pesawat tempur China disebut Kementerian Pertahanan Taiwan terbang jauh lebih ke dalam di bagian selatan Taiwan.

Kondisi ini terjadi di hari yang sama, saat kelompok kapal induk Amerika Serikat yang dipimpin USS (CVN-76) memasuki wilayah Laut China Selatan

"Kelompok Penyerang Ronald Reagan tidak berinteraksi dengan pesawat militer China mana pun," juru bicara Carrier Strike Group 5 Lt. Cmdr. Joe Keiley mengatakan dalam sebuah pernyataan email menanggapi pertanyaan tentang apakah pesawat China telah mendekati mereka.

"Selama operasi Laut China Selatan, semua komunikasi antara kapal dan pesawat telah sesuai dengan norma internasional dan tidak mempengaruhi operasi kami," tambahnya. 

Seorang pejabat senior yang akrab dengan perencanaan keamanan Taiwan mengatakan, para pejabat percaya China mengirim pesan ke Amerika Serikat ketika kelompok kapal induk itu berlayar melalui Selat Bashi, yang memisahkan Taiwan dari Filipina dan mengarah ke Laut Cina Selatan.

"Ini intimidasi strategis militer AS. Mereka ingin Amerika Serikat memperhatikan kemampuan mereka dan menahan perilaku mereka. Taiwan perlu secara khusus memperhatikan fakta bahwa militer China telah mulai melakukan latihan di ADIZ tenggara Taiwan," terang sumber tersebut.

Ini sampai tingkat tertentu menargetkan penempatan kami di timur dan meningkatkan tekanan pertahanan udara di sekitar ADIZ kami," pungkasnya.