YOGYAKARTA - Departemen Teknologi Hasil Hutan (DTHH) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada memproduksi peti jenazah untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta seiring tingginya angka kematian akibat COVID-19 di provinsi ini.
Kepala DTHH Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Kamis, mengatakan DTHH dan tim tergerak memproduksi peti jenazah COVID-19 setelah memperoleh informasi bahwa RSUP Dr Sardjito dan RS Akademik UGM kekurangan suplai peti jenazah.
Bantu Produksi Peti Mati Pasien COVID-19
"Setelah kami diinfo oleh satgas COVID -19 UGM mengenai kekurangan suplai peti jenazah yang dialami oleh RS Sardjito dan RS Akademik. Setelah itu, kami di DTHH merasa terpanggil untuk ikut meringankan beban rumah sakit dengan menyediakan peti jenazah buatan kita sendiri," kata Sigit.
BACA JUGA:
Sigit mengatakan produksi peti jenazah tersebut merupakan kerja sama dengan Karbolo Community-relawan bencana Gamping Sleman, donatur serta para mahasiswa. Ada dua tempat produksi yang digunakan, yakni di Gamping, Sleman dan satunya lagi di workshop Pengolahan Kayu DTHH di Klebengan.
Sejauh ini, DTHH dan tim telah menyalurkan sebanyak 10 peti jenazah kepada RS Akademik pada Minggu, (18/7) lalu.
"Yang sudah jadi kita serahkan RSA ada 10, selanjutnya 10 berikutnya hari ini kita kirim. Minggu depan kira-kira 10 lagi, Insyaallah," tambah Sigit yang dikutip VOI dari ANTARA.
Per 21 Juli 2021, angka kematian akibat COVID-19 di DIY mencapai 87 jiwa per hari sehingga jumlah kematian akibat COVID-19 di DIY menjadi sebanyak 2.595 jiwa.
Jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 juga masih terpantau lebih dari 1.500 kasus per hari. Pada 21 Juli kasus positif COVID-19 di DIY bertambah sebanyak 1.648 kasus sehingga total kasus positif COVID-19 di DIY telah mencapai 97.596 kasus.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif paling banyak berasal dari Kabupaten Bantul dengan 601 kasus, disusul Kabupaten Sleman dengan 381 kasus, Kota Yogyakarta 308 kasus, Kabupaten Gunung Kidul 185 kasus, serta Kabupaten Kulon Progo 173 kasus.