YOGYAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi, menjelaskan, bergabungnya PAN di partai koalisi pemerintah Joko Widodo tak ada hubungannya dengan kepentingan elektoral partai.
"Elektoral partai manapun itu ditentukan oleh kinerjanya dan perjuangannya di lapangan agar rakyat bisa merasakan manfaat dan keberadaan partai," ujar Viva kepada VOI, Kamis, 2 September.
BACA JUGA:
Bantah Gabung Koalisi Jokowi untuk Dongkrak Elektabilitas
Viva menyatakan, bergabungnya PAN ke koalisi partai pemerintahan Jokowi sebagai bentuk pengabdian kepada negeri.
"Untuk membawa kebaikan, memberi manfaat bagi rakyat, bangsa dan negara, agar cita-cita nasional dapat terwujud," katanya.
Diketahui, kader Partai Amanat Nasional (PAN) mendorong ketumnya, Zulkifli Hasan (Zulhas), maju sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2024 dalam Rakernas beberapa hari lalu.
Pakar politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, Zulhas masih berpeluang di Pemilu 2024. Namun, harus ada serangkaian program yang dilakukan Zulhas demi mendongkrak elektabilitas.
Pada hasil survei IPO pertengahan Agustus lalu, elektabilitas PAN meningkat menjadi 5,8 persen dari April yang hanya 2,2 persen.
"Kalau per hari ini semuanya berpeluang termasuk Zulhas di 2024 nah bagaimana meningkatkan peluangnya menjadi paling besar itu kan pertanyaannya begitu, kalau sudah begitu Pak Zulhas harus melakukan berbagai program untuk bisa meningkatkan elektabilitas," kata Hendri Satrio, Kamis, 2 September.
Artikel ini telah tayang dengan judul: PAN Bantah Gabung Koalisi Jokowi untuk Dongkrak Elektabilitas Menuju Pemilu 2024, saatnya merevolusi pemberitaan!