Menparekraf Sandiaga Uno Ingin Tebing Breksi Jogja Dikenal sebagai Warisan Dunia: Ini yang Harus Kita Jaga
Menparekraf Sandiaga Uno di Tebing Breksi Yogyakarta/FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

YOGYAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menginginkan destinasi wisata Tebing Breksi di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai Geoheritage (Warisan Geologi) oleh pemerintah setempat dapat dikenal sebagai warisan dunia.

Hal ini dilakukan dengan memaksimalkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga dapat memberikan dampak ekonomi yang luas bagi masyarakat.

“Ini yang harus kita terus jaga, karena kita ingin tidak hanya menjadi warisan Indonesia tapi juga dikenal menjadi warisan dunia,” kata Sandi ketika mengunjungi Tebing Breksi di Daerah Istimewa Yogyakarta dikutip Antara, Jumat, 8 Oktober. 

Dalam kunjungannya, Sandi juga menetapkan Desa Wisata Sambirejo (Dewi Sambi) sebagai salah satu dari 50 desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Tebing Breksi menjadi salah satu destinasi andalan di Desa Wisata Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta

Destinasi wisata itu pernah dijadikan warga lokal sebagai sumber perekonomian dengan menambang area batu kapur di kawasan tersebut.

Memasuki 2014, melalui penelitian ditemukan bebatuan yang terdapat dalam Tebing Breksi merupakan jenis batuan langka sehingga pemerintah setempat melarang untuk melakukan aktivitas pertambangan.

Selanjutnya, kawasan itu dijadikan sebagai destinasi wisata dengan memahat hasil sisa penambangan dengan berbagai bentuk relief dan patung dari cerita pewayangan.

Tebing Breksi juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan atraksi lainnya, seperti panggung terbuka yang menjadi lokasi berbagai acara seni dan pertunjukan tertentu.

Sebelum pandemi, kunjungan wisatawan ke lokasi itu mencapai 5-10 ribu per hari dengan memiliki lebih dari 400 orang tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar.

Dengan itu, destinasi wisata Tebing Breksi dapat menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) hampir Rp100 juta per tahun untuk Desa Sambirejo.

"Semoga ini menjadi inspirasi bagi teman-teman desa wisata lainnya untuk membuka peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja," ucap Sandi.

Desa Wisata Sambirejo disebut memiliki destinasi wisata lainnya antara lain Candi Ijo, Candi Barong, Situs Arca Gupolo, dan Watu Tapak. Juga, terdapat seni budaya seperti Tari Prabata Siwi, Tari Sintren, Angklung Kreatif Taman Breksi, Jathilan, Ketoprak, dan Karawitan.

Mengenai produk ekraf, desa wisata ini memiliki produk kuliner seperti cincau dari olahan tanaman toga, keripik sayur, dan minuman herbal. Sementara untuk fesyen, terdapat pelaku ekraf yang menghasilkan Batik Jumputan Eco Print.

"Kedatangan kami saat ini pun untuk lebih dalam melakukan pemetaan potensi, peluang, dan juga tantangan. Karena, Desa Wisata Dewi Sambi ini masuk ke dalam daerah penyangga DSP (destinasi super prioritas) Borobudur sehingga akan banyak mendapat limpahan kunjungan wisatawan," katanya.

Menteri Sandi juga menyampaikan akan melakukan up-skilling dan re-skilling (peningkatan kemampuan) keterampilan para pelaku pariwisata dan ekraf, termasuk soal pemasaran digital.