Transisi Pandemi ke Endemi, Pendapatan non-COVID Pengelola RS Bunda Tembus Rp375 Miliar
Manajemen Bundamedik. (Foto: Dok. Bundamedik)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah sukses menutup tahun 2021 lalu dengan kinerja keuangan yang memuaskan, pengelola Rumah Sakit Bunda PT Bundamedik Tbk (BMHS) konsisten mengembangkan ekosistem kesehatan secara agresif selama transisi dari pandemi ke endemi. Di tengah penurunan signifikan pendapatan dari COVID-19, perusahaan pun mampu membukukan pendapatan non-COVID sebesar Rp375 miliar selama kuartal I 2022.

"Ini merupakan angka pendapatan non-COVID tertinggi perusahaan dalam dua tahun terakhir. Pendapatan non-COVID tersebut meningkat 12,6 persen dibandingkan kuartal I 2021," kata Direktur Utama BMHS Mesha Rizal Sini dalam keterangannya, Kamis 16 Juni.

Pendapatan ini ditopang oleh dari pengembangan core business perusahaan secara signifikan, utamanya unit bisnis Morula IVF, market leader untuk layanan bayi tabung di Indonesia yang terus berekspansi secara nasional. Serta Diagnos yang semakin tumbuh pesat lewat kemampuannya mengembangkan jaringan pasar di layanan tes non-COVID lewat strategi kemitraan strategis.

Mesha menjelaskan, banyak penyesuaian strategi yang harus dilakukan penyedia layanan kesehatan selama pandemi. Namun, terlepas dari hal tersebut, Bundamedik selalu konsisten dengan strategi pengembangan core business non-COVID sehingga dalam kondisi apapun.

"Kami siap dengan fundamental bisnis yang kokoh. Kini seiring dengan meredanya pandemi COVID-19, konsistensi tersebut pun menjadi bekal kesiapan kami dalam menghadapi dinamika lanskap industri," tutur Mesha.

Menurut Mesha, pencapaian bisnis non-COVID di kuartal I tahun ini merupakan awal yang luar biasa bagi upaya Bundamedik untuk terus cepat beradaptasi memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat kedepannya. Apalagi seiring dengan kesadaran terhadap kesehatan yang semakin meningkat, tercermin dari kenaikan signifikan pada angka tes non-COVID yang dilakukan masyarakat di ekosistem perseroan.

Selama kuartal I 2022, angka tes non-COVID meningkat sebesar 38 persen secara YoY. Peningkatan ini berhasil terjadi karena keberadaan model bisnis yang ditunjang oleh kontribusi outlet dan cabang beserta ekosistem internal di dalam layanan RS Bunda.

Jumlah dan distribusi outletnya juga meningkat cukup pesat. Kini ada 38 outlet Diagnos, naik dua kali lipat dibandingkan angka di kuartal I 2021. Ke depan, pengembangan Diagnos akan semakin digencarkan lewat penambahan lima outlet maupun cabang di beberapa wilayah.

Layanan lain seperti Morula IVF yang sudah lebih dari 20 tahun menjadi penyedia layanan bayi tabung terdepan pilihan masyarakat Indonesia turut bertambah 26 persen di 2021. Jumlah cycle di luar Jakarta juga terus mengalami peningkatan, yakni sebesar 36 persen pada Q1 2022 secara QoQ.

Adanya peningkatan turut terjadi dalam hal volume penerimaan pasien rawat inap, yakni bertumbuh 48 persen YoY. Adapun peningkatan lain terjadi pada jumlah bed, yakni dari 408 menjadi 506 QoQ.

Di sisi lain, adanya upaya pengembangan ekosistem secara agresif tahun ini membuat kebutuhan cost semakin naik. Memasuki awal tahun 2022, BMHS juga telah menambah dua rumah sakit, antara lain RSJP Paramarta Bandung dan RSU Citra Harapan Bekasi. Meskipun terjadi penurunan pendapatan secara umum dibanding tahun sebelumnya (Rp389 miliar), perusahaan akan terus melanjutkan penguatan fundamental bisnis untuk pencapaian jangka panjang perusahaan.

Guna menjaga momentum pertumbuhan di kuartal pertama 2022 ini, BMHS siap melanjutkan fokus bisnisnya melalui tiga pilar strategi yang sudah dicanangkan, antara lain perluasan ekosistem, pendalaman kemitraan strategis, hingga penguatan core business.