PLN dan ION Mobility Kerja Sama Bangun Pengisi Daya Motor Listrik
Foto: Dok. Kemenperin

Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) dan ION Mobility melalui anak perusahaannya PT Industri Ion Mobilitas menjalin kerja sama dalam membangun infrastruktur pengisian daya sepeda motor bertenaga listrik (EV).

Dalam kerja sama ini ION Mobility akan membangun 100 unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) sebanyak 100 unit di wilayah DKI Jakarta dan akan berlanjut ke beberapa kota lainnya secara nasional sesuai dengan kebutuhan pasar.

Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan CEO ION Mobility James Chan serta disaksikan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Senayan Jakarta.

Nantinya, SPLU ini dapat dicari melalui aplikasi mobile ION Mobility dan PLN.

"Terobosan ini akan memudahkan pengguna sepeda motor EV untuk mencari dan menggunakan lebih dari 2.900 SPLU di DKI Jakarta dan lebih dari 6.500 SPLU di seluruh Indonesia," ujar James Chan dalam sambutannya pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama di Senayan, Rabu 2 November.

Ia juga mengatakan pihaknya saat ini tengah mengembangkan inovasi teknologi pengisian daya cepat untuk ION Mobility dan motor EV lainnya dalam beberapa tahun ke depan sehingga pengguna motor EV dapat mencapai jarak 100 kilo meter (km) hanya dengan mengisi daya selama 15 menit.

"Kami yakin infrastruktur yang ideal untuk mendukung transisi penuh ke motor EV di Indonesia mencakup jaringan stasiun pengisian daya cepat, alat pengisi daya cepat di rumah dan stasiun penukaran baterai yang didukung oleh jaringan PLN," bebernya.

Sementara itu Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, pembangunan SPKLU ini merupakan langkah penting untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi yang mencapai 280 juta ton CO2e di tahun 2020. Tanpa adanya intervensi, pada tahun 2060 emisinya akan mencapai 860 juta ton CO2e per tahun.

Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah penggunaan kendaraan listrik. Atas dasar itu, PLN mendukung penuh dalam mendorong peralihan kendaraan BBM ke listrik dengan membangun ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.

Sebagai gambaran, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) Co2e, sedangkan 1 kWh listrik emisinya setara 0,88 kg CO2e atau 1,05 kg untuk 1,2 kWh listrik.

"Artinya, pada kondisi saat ini pun, menggunakan kendaraan listrik sudah mengurangi emisi 56 persen. Seiring dengan pembangkit PLN yang akan menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol," jelas Darmawan.

Sementara itu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya mengatakan melalui Keppres terbaru Nomor 7 Tahun 2022 seluruh kendaraan pemerintah akan bertransisi menuju EV dalam tiga tahun ke depan. Untuk itu, pihaknya menyambut baik program pengembangan SPLU di mana pengguna dapat membayar sesuai penggunaannya.

"Kami juga senantiasa mengakomodir berbagai insentif terkait mendorong pengembangan ekosistem EV di Indonesia. Melalui Keppres terbaru no 7 tahun 2022, seluruh kendaraan pemerintah akan bertransisi menuju EV dalam 3 tahun ke depan," pungkasnya.

Terkait