Kemenperin Catat Sektor Konstruksi Tumbuh hingga 2,81 Persen di 2022
Ilustrasi Konstruksi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, sektor real estate dan konstruksi mengalami pertumbuhan masing-masing 2,78 persen dan 2,81 persen secara tahunan (yoy) sepanjang 2022.

Perkembangan kebutuhan bahan bangunan diketahui terus meningkat seiring dengan perbaikan sektor properti dan konstruksi pada masa pemulihan pandemi COVID-19.

"Selain itu, indikasi peningkatan penggunaan bahan bangunan di Indonesia juga dapat dilihat dari struktur anggaran RAPBN 2022, yang mana infrastruktur menempati urutan ke-3 dengan besar anggaran mencapai Rp384,8 triliun," kata Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan (PFBB) Kemenperin Yedi Sabaryadi dalam siaran persnya, dikutip pada Senin, 6 Februari.

Yedi menyebut, jika dilihat dari sisi ekspor impor, kinerja ekspor barang galian nonlogam termasuk di dalamnya barang bangunan, meningkat pada 2021. Kendati demikian, di periode yang sama, nilai impor industri barang galian non logam juga meningkat tajam sebesar 34,8 persen.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, nilai impor selalu lebih tinggi dari nilai ekspor, yang menandakan pasar dalam negeri masih dipenuhi dari barang-barang ekspor.

"Terlepas dari data ekspor dan impor, jika melihat peluang kontribusi IKM bahan bangunan di pasar dalam negeri, terdapat beberapa komoditas bahan bangunan yang diproduksi oleh IKM yang dapat ditingkatkan penetrasi pasarnya," ujarnya.

Berdasarkan kajian yang dilakukan Dirjen IKMA pada 2022, diperoleh data lima material yang paling dominan digunakan dalam proyek infrastruktur, di antaranya semen, krikil, batu bata, keramik, termasuk di dalamnya produk turunan bahan bangunan, seperti readymix dan tulangan beton.

"Dari hasil survei pada kajian tersebut, disebutkan IKM bahan bangunan berperan dalam pengadaan bahan bangunan pada proyek mereka," terang Yedi.

Ia menjelaskan pada 2021, pihaknya mempunyai nomenklatur Direktorat IKM Pangan Barang dari Kayu dan Furniture dan kini nomenklaturnya berubah menjadi Direktorat IKM Pangan Furniture dan Bahan Bangunan (PFBB).

Perubahan ini menandakan jajarannya mendapat tugas baru untuk membina IKM bahan bangunan. Hingga saat ini, Direktorat IKM PFBB sendiri telah melaksanakan beberapa program yang berkaitan dengan IKM bahan bangunan.

"Program unggulan yang pertama adalah kajian potensi pembinaan dan pengembangan industri bahan bangunan. Secara garis besar, kajian ini menghasilkan informasi material dominan yang dipakai oleh proyek pembangunan infrastruktur dan tipologi IKM bahan bangunan Indonesia, sehingga menghasilkan beberapa usulan program pembinaan dari berbagai aspek strategisnya," jelas Yedi.

Upaya-upaya ini tentunya disambut baik para usahawan IKM yang tergabung dalam HUNI. Ketua Umum HUNI Sudrajat mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah-langkah pemerintah yang terus mendorong berkembangnya IKM bahan bangunan di Tanah Air.

Oleh karena itu, seluruh anggota HUNI siap untuk berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur maupun hunian yang menjadi proyek pemerintah maupun swasta di seluruh pelosok Indonesia.

"Sejalan dengan kebijakan pemerintah, HUNI siap berperan aktif dalam pembangunan strategis nasional dan pembangunan berbagai daerah di Indonesia. Dengan demikian, HUNI bisa ikut serta membangun Indonesia," pungkasnya.

Terkait