BI dan Pemerintah Sepakati Lima Poin Penting Jaga Inflasi Jelang Ramadan
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) bersama dengan pemerintah telah menyepakati lima strategi penting yang harus dilakukan untuk mengembalikan inflasi ke level normal 3 persen plus minus 1 persen di tahun ini.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan strategi yang pertama adalah memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kedua, menjaga inflasi komponen volatile food (VF), utamanya pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) sehingga berada dalam kisaran 3-5 persen,” ujarnya dalam keterangan pers hari ini, Senin, 20 Februari.

Ketiga, memperkuat ketahanan pangan domestik melalui akselerasi implementasi program lumbung pangan, perluasan kerja sama antardaerah. Empat, sambung Erwin, memperkuat ketersediaan data pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi.

“Serta yang kelima adalah memperkuat sinergi komunikasi untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat,” tutur dia.

Erwin menjelaskan, Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk melanjutkan implementasi kebijakan dan program kerja pada peta jalan pengendalian inflasi 2022–2024.

“Sinergi kebijakan yang ditempuh pemerintah dan Bank Indonesia tersebut termasuk melalui implementasi berbagai inovasi program untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran distribusi,” tegasnya.

Menurut Erwin, inflasi pada 2022 jauh lebih rendah dari prakiraan. Inflasi IHK pada Desember 2022 tercatat 5,51 persen atau di bawah prakiraan consensus forecast sebesar 6,5 persen setelah penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September 2022 yang lalu.

Dia menambahkan, upaya yang ditempuh dalam perkembangannya dapat mengendalikan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM dan menurunkan tekanan inflasi, termasuk harga pangan, sejalan dengan respons untuk menjaga keterjangkauan harga, mengelola ketersediaan pasokan, meningkatkan kelancaran distribusi dan memperkuat strategi komunikasi.

“Ke depan, pemerintah dan Bank Indonesia di tingkat pusat dan daerah berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi agar inflasi IHK dapat terkendali dalam sasarannya. Program-program strategis juga diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkesinambungan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi rantai pasok pangan domestik, serta peningkatan kualitas data pangan sebagai unsur penting bagi perumusan kebijakan,” ungkap dia.

Erwin menyampaikan pula jika berbagai upaya menjaga inflasi terkendali dalam sasaran tersebut pada gilirannya diharapkan dapat mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menuju Indonesia Maju.