Kemenkop UKM Fasilitasi Transfer Pengetahuan guna Wujudkan Koperasi Modern
Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Kemenkop UKM Nasrun Siagian. Foto: Dok. Humas Kemenkop UKM

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) melalui Deputi Bidang Perkoperasian meluncurkan kegiatan magang bagi koperasi yang akan dimodernisasi untuk merealisasikan 500 koperasi modern dan pencapaian kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,5 persen sampai 2024.

"Target dari kegiatan magang ini adalah koperasi peserta magang diminta mengadopsi sistem pengelolaan, model bisnis yang ada di koperasi tempat magang untuk diterapkan pada koperasi yang mereka kelola, tentu dengan metode ATMR ini, tetap harus menyesuaikan dengan kearifan lokal dan kemampuan koperasi," kata Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Kemenkop UKM Nasrun Siagian dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu, 13 September.

Nasrun mengatakan, kegiatan magang merupakan salah satu model pembelajaran dalam transfer pengetahuan, yakni dengan metode Amati, Tiru dan Modifikasi/Reflikasi (ATMR). Sebanyak 270 peserta yang merupakan pengurus dan pengelola dengan rincian 120 orang dari koperasi nelayan, 90 orang dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), serta Kopotren sebanyak 60 orang akan menjalankan program magang di tiga koperasi modern.

Ketiga koperasi tersebut adalah KUD Mino Saroyo yang berada di Cilacap, Jawa Tengah. Untuk Koperasi Nelayan, Kopsyah Benteng Mikro Indonesia yang terletak di Tangerang, Banten. Sementara, untuk Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS/BMT), dan Kopontren Al-Itifaq terletak di Bandung, Jawa Barat.

"Durasi pelaksanaan magang selama tujuh hari dengan pembagian dua hari untuk pembekalan secara klasikal dan lima hari terlibat langsung di koperasi," ujarnya.

Menurut Nasrun, Koperasi Nelayan di KUD Mino Saroyo yang berdiri sejak 1942 dan beranggotakan 8.322 orang telah berhasil dalam mengembangkan usahanya melalui unit-unit bisnis dan menyejahterakan nelayan.

KUD Mino Saroyo juga merupakan koperasi yang berhasil dalam Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan yang ditujukan agar penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi khusus nelayan dapat tepat sasaran.

Sementara itu, Kopsyah BMI dengan jumlah anggota sebanyak 270.341 orang dan aset sebesar Rp1.110 triliun, telah menjadi pelopor Program Hibah Rumah Siap Huni yang diberikan ke anggota dan non anggota yang kurang mampu dengan total 426 unit rumah.

"Hal ini menjadi bukti bahwa berhimpunnya masyarakat dalam wadah koperasi selain dapat meningkatkan aspek ekonomi juga aspek sosial," ucap Nasrun.

Kemenkop UKM sendiri saat ini tengah mendorong KSP untuk membentuk holding company model close loop economy dengan cara melakukan spin off atau pemekaran. Pendekatan holding company untuk meningkatkan nilai Promosi Ekonomi Anggota koperasi yang sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro dan kecil (UMK).

Untuk Kopontren Al-Itifaq, Nasrun mengatakan, bahwa ini merupakan salah satu role model pengaplikasian koperasi yang dapat memajukan desa dan ekonomi umat.

Kopontren Al-Itifaq yang berdiri sejak 1977 ini merupakan contoh koperasi sektor riil yaitu sektor agrobisnis dengan komoditas utama sayur-sayuran. Koperasi tidak hanya menjadi agregator pertanian berlahan sempit, tetapi juga menjadi off-taker.

"Kopontren Al-Ittifaq telah berhasil memasarkan dan mendistribusikan sayur-mayur serta buah-buahan produksi petani anggotanya ke berbagai pasar modern," imbuhnya.