Neraca Pembayaran Indonesia Defisit 1,5 M Dolar AS di Kuartal III, BI Bakal Pertahankan Suku Bunga di 6 Persen
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatatkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2023 masih mencatatkan defisit sebesar 1,5 miliar dolar AS, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS.

Selain itu, neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal III 2023 mencatatkan defisit 900 juta dolar AS atau setara dengan 0,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit transaksi berjalan turun jauh jika dibandingkan dengan kuartal II-2023 yang mencatatkan defisit sebesar 2,2 miliar dolar AS atau setara dengan 0,6 persen dari PDB.

Sementara itu, defisit transaksi modal dan finansial tercatat 0,3 miliar dolar AS atau setara 0,1 persen PDB.

Jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit 4,8 miliar dolar AS atau setara 1,4 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dengan mempertimbangkan pemangkasan defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2023 dan penurunan defisit neraca transaksi finansial, memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di level 6.00 persen pada RDG BI berikutnya.

"Defisit yang lebih rendah berpotensi memberikan indikasi volatilitas nilai tukar rupiah yang cenderung menurun. Selain itu, karena arus masuk asing setelah indikator ekonomi AS membaik, Rupiah cenderung terapresiasi dalam 2 minggu terakhir," ujarnya kepada VOI, Rabu 22 November.

Josua menyampaikan, transaksi berjalan pada kuartal IV-2023 diperkirakan akan melebar karena defisit neraca perdagangan jasa yang lebih tinggi memasuki musim liburan di Indonesia.

Selain itu, Ia memperkirakan, neraca finansial akan membaik setelah investasi portofolio membukukan surplus, karena arus masuk di pasar saham dan obligasi domestik.

Di sisi lain, investasi langsung kemungkinan akan menurun lebih lanjut karena investor mempertahankan pendekatan wait and see sebelum pemilu.

Defisit CA pada full years 2023 diperkirakan sekitar -0,28 persen dari PDB, dibandingkan dengan surplus 0,96 persen dari PDB pada tahun 2022.

Secara keseluruhan, cadangan devisa diperkirakan akan berkisar antara 133 dolar AS hingga 137 miliar dolar AS, dan rupiah diperkirakan akan ditutup pada kisaran Rp15.300-Rp15.500 per dolar AS pada akhir tahun 2023.