Pantura Terancam Tenggelam, Menko Airlangga : Jakarta Berpotensi Alami Kerugian Rp10 Triliun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Aris Nurjani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pulang Jawa menghadapi tantangan berat secara daya dukung dan daya tampung, termasuk ancaman erosi, abrasi, banjir, penurunan permukaan tanah/Land Subsidence di sepanjang daerah Pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Adapun penurunan permukaan tanah pada Pantura Jawa terpantau bervariasi antara 1-25 sentimeter (cm) per tahun, di sisi lain ancaman yang juga menanti, yaitu kenaikan permukaan air laut sebesar 1-15 cm per tahun di beberapa lokasi serta fenomena banjir Rob.

Airlangga menyampaikan, adanya ancaman Land Subsidence dan fenomena banjir Rob yang terjadi di Kawasan Pantura Jawa tidak hanya membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi dan aset infrastruktur ekonomi nasional di wilayah tersebut, tetapi juga kehidupan jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut yang berpotensi dapat terkena dampak bencana.

Menurut Airlangga, akibatnya kawasan Indonesia berpotensi mengalami kerugian ekonomi akibat banjir rob.

Terutama pada kawasan pesisir Jakarta yang akan mengalami kerugian sebesar Rp2,1 triliun per tahun, dan berpotensi naik menjadi Rp10 triliun dalam 10 tahun mendatang.

"Estimasi kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di Pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun dan dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depannya," kata Airlangga dalam Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu, 10 Januari.

Airlangga menambahkan kerugian ekonomi secara tidak langsung dan potensi kehilangan kesempatan (opportunity cost) akan jauh berlipat ganda dari angka kerugian langsung tersebut.

Menurut Airlangga, potensi kerugian tersebut akan membesar karena banyak aset ekonomi negara di kawasan pantai utara. Di antaranya, lima wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek, Cirebon Raya, Pekalongan Raya, Kedung Sepur, serta Gerbangkertosusila.

Selain itu, diperkirakan setidaknya terdapat 70 Kawasan Industri, 5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 28 Kawasan Peruntukan Industri(KPI), 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), dan wilayah perekonomian lainnya yang akan terdampak apabila penanganan permasalahan degradasi di Pantura Jawa tidak segera ditangani dengan baik.

"Di samping itu, wilayah Pantura Jawa juga merupakan tempat tinggal penduduk yang cukup padat, dengan estimasi jumlah penduduk lebih dari 50 juta jiwa," tegasnya.

Airlangga menyampaikan, pemerintah akan membangun Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di kawasan utara Pulau Jawa, dari barat hingga timur.

"Sehingga dengan diluncurkan hari ini, mungkin ini menjadi sistem terintegrasi dari barat sampai ke timur. Kemudian, tentu proyek ini sangat diperlukan, dan detail pendanaan kita bahas hari ini," ungkap Airlangga.