Inflasi AS Masih Tinggi, Pergerakan Rupiah Berpotensi Melemah
Rupiah (foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 30 April 2024 diperkirakan akan bergerak melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 29 April 2024, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,28 persen ke level Rp16.255 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,16 persen ke level harga Rp16.249 per dolar AS. 

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Greenback mempertahankan kenaikan yang kuat untuk bulan April setelah sebagian besar pedagang mengabaikan sebagian besar ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed. 

"Pertaruhan ini muncul pada hari Jumat setelah data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Maret," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 30 April. 

Menurut Ibrahim fokus minggu ini tertuju pada pertemuan Fed. Adapun Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil dan berpotensi menawarkan pandangan hawkish, mengingat masih kakunya inflasi AS baru-baru ini. 

"Prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia sebuah gagasan yang membuat sebagian besar mata uang regional berada pada kisaran yang ketat pada hari Senin," tuturnya. 

Sebelumnya, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa produk domestik bruto AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada periode Januari-Maret, jauh lebih lambat dari perkiraan sebesar 2,4 persen. 

Meskipun demikian, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa inflasi yang diukur dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 3,7 persen pada kuartal pertama, mengalahkan perkiraan kenaikan 3,4 persen.

Dari sisi internal, Bank Indoneia telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen, demi memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

Meski demikian, BI tetap memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di 2024 akan masih berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I dan II 2024 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2023 lalu. 

Ada beberapa dampak dari policy rate itu relatif aman, BI punya set of policy instrument. Stance BI tidak hanya dilihat dari kebijakan soal moneternya saja, kenapa suku bunga kita optimis? Karena nilai tukar untuk memperkuat stabilitas, policy rate untuk stabilkan nilai tukar.

Selain itu, kenaikan BI Rate sengaja dilakukan sebagai langkah pre-emptive antisipasi untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, serta kebijakan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.

Ibrahim menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi juga sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dari konsumsi rumah tangga sepanjang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah. Di harapkan dorongan dari permintaan domestik. Konsumsi masih kuat meskipun historisnya memang relatif lebih rendah namun sudah mulai ada perbaikan.

Di sisi lain, investasi bangunan sendiri lebih tinggi ditopang oleh berlanjutnya permintaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif pemerintah sehingga akan mendorong ekonomi ke depan.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 30 April 2024 dalam rentang harga Rp16.230 - Rp16.290 per dolar AS.