Berita Gunung Kidul: Disdik Gunung Kidul Siap Menyelenggarakan PTM Penuh
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Gunung Kidul pada masa pandemi COVID-19. (ANTARA)

YOGYAKARTA - Dinas Pendidikan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggelar pembelajaran tatap muka secara penuh seiring adanya penurunan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dari Level 4 menjadi Level 3 dan rendahnya penyebaran COVID-19 di wilayah ini.

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Gunung Kidul Winarno di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan hingga sekarang sekolah tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah pertama (SMP) masih melakukan pembelajaran tatap muka masih terbatas, yakni 50 persen dari kapasitas di kelas.

"Saat ini, kami melakukan persiapan protokol kesehatan dan meningkatkan komunikasi dengan Satuan Tugas COVID-19 tingkat sekolah untuk mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka penuh atau 100 persen," kata Winarno seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Siap Menyelenggarakan PTM Penuh

Ia mengatakan pelaksanaan PTM penuh di Gunung Kidul tidak ada persoalan, karena penambahan kasus COVID-19 di wilayah ini sangat rendah dibandingkan kabupaten/kota di DIY. Namun demikian, pelaksanaannya masih menunggu kebijakan dari bupati berkaitan dengan pemberlakuan PPKM Level 3.

Ia menilai temuan kasus sudah jauh menurun dan dalam sepekan terakhir tidak ada laporan kasus dan sekolah menyelenggarakan pembelajaran secara daring. “Memang tidak ada temuan kasus di sekolah. Sehingga, tidak masalah dilaksanakan PTM penuh,” katanya.

Meski demikian, kepastian pembelajaran tatap muka sangat bergantung dengan kebijakan dari bupati. Hingga sekarang, dinas pendidikan masih menunggu instruksi bupati tentang PPKM yang dijadikan acuan pelaksanaan di sekolah.

"Intinya kami siap kalau sekolah dikembalikan ke tatap muka secara penuh,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Gunung Kidul Eddy Praptono meminta setiap sekolah untuk tetap melakukan evaluasi ada pengawasan berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan.

Ia mengingatkan, meski tren kasus mulai menurun, ancaman penularan tetap harus diwaspadai.“Jangan sampai ada penambahan kasus lagi. Jadi, protokol kesehatan di sekolah harus dilaksanakan secara ketat, sehingga mata rantai penyebaran COVID-19 dapat diputus,” katanya.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!