Berita Gunung Kidul: Gunung Kidul Meningkatkan Pengawasan Lalu Lintas Ternak Tiga Kecamatan
Pemasangan baliho ajakan pencegahan penyakit mulut dan kuku di Kabupaten Gunung Kidul. (ANTARA)

YOGYAKARTA - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pemeriksaan lalu lintas hewan ternak di tiga kecamatan untuk mengantisipasi masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunung Kidul Retno Widyastuti di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan tindakan antisipasi fokus dilakukan di Kecamatan Girisubo, Rongkop, dan Semin.

"Tiga kecamatan tersebut mempunyai risiko tinggi akibat intensitas keluar masuk hewan antara Gunung Kidul dan Jawa Tengah yang dilakukan pedagang sehingga kami mengintensifkan pengawasan lalu lintas hewan ternak di wilayah ini," kata Retno seperti yang dikutip VOI dari ANTARA.

Meningkatkan Pengawasan Lalu Lintas Ternak Tiga Kecamatan

Ia mengatakan DPKH telah melarang pedagang ternak di tiga daerah itu untuk membawa ternak terlebih dahulu dari luar wilayah.

"Selain itu, kami meminta pedagang tidak menambah stok hewan dari luar sekalipun harganya murah," katanya.

Dia mengatakan DPKH sudah berkoordinasi dengan semua petugas di pusat kesehatan hewan (puskeswan) dan laboratorium agar siaga. Koordinasi di antaranya menyusun tim reaksi cepat yang akan bergerak di wilayah puskeswan.

"Di pasar hewan besar DPKH  turun langsung, sedangkan di pasar hewan yang kecil menjadi tanggung jawab puskeswan," katanya.

Kewaspadaan dini, katanya, dilakukan dengan pemantauan fisik pada hewan, pemeriksaan, sosialisasi untuk peternak, dan pedagang hewan di pasar hewan.

"Antisipasi yang sudah dilakukan berupa surveilans, menyusul PMK sudah ada si wilayah Jawa Tengah," katanya.

Retno mengatakan upaya antisipasi lain yang dilakukan berupa tindakan komunikasi, informasi, dan edukasi dengan memberi penjelasan kepada lapisan masyarakat mengenai apa dan bagaimana penularan PMK.

"Tujuannya agar masyarakat setelah mengetahui tidak bingung, panik, dan resah," katanya.

Salah satu pedagang ternak asal Nglipar, Sukamto mengatakan beberapa hari belakangan ini sedikit terjadi penurunan harga ternak. Penurunan harga pada kisaran Rp1 juta.

"Ada penurunan sekitar Rp1 juta," kata Sukamto.

Saatnya merevolusi pemberitaan di Jogja.Voi.id!