Mengenal <i>Big-Sibling Blues</i>, Begini Cara Mengatasi Kakak Cemburu pada Adiknya
Ilustrasi cara mengatasi kakak cemburu pada adiknya (Unsplash/Edward Cisneros)

Bagikan:

JAKARTA – Berapapun usia si sulung, rasa cemburu hadir ketika adiknya lahir, adalah perasaan yang wajar dan normal. Banyak orang tua merasakan hal tersebut dan tentu saja merasa khawatir. Untuk mengatasinya, kenali istilah yang dikenal dengan big-sibling blues dan cara agar si sulung tidak merasa cemburu, sedih, bahkan kesal.

Menurut Fran Walfish, Psy.D., penulis The Self-Aware Parent, setiap anak membutuhkan asupan kasih sayang cukup dari ibunya untuk dirinya sendiri. Dilansir Parents, Rabu, 1 Desember, dua tahun cukup untuk memberi asupan kasih sayang sebelum memiliki adik. Kurang dari itu, dapat meningkatkan kecemburuan saudara kandung dan penolakan untuk menerima adiknya sebagai anggota keluarga penuh.

Mengutip dari laman National Chidbirth Trust, ada cara-cara mengatasi ketika si sulung merasa cemburu setelah adiknya lahir.

1. Libatkan si sulung

Ketika si sulung berusia bawah lima tahun tetapi sudah lebih mandiri, ia akan senang memiliki tugas dan merasa menjadi bagian dari aktivitas di rumah. Misalnya, Anda bisa meminta kakak sulung untuk mengambilkan botol adiknya.

Dalam melakukan aktivitas yang melibatkan si sulung, Anda perlu membimbing mereka karena interpretasi anak tentang suatu situasi mungkin tidak akurat. Artinya jelaskan secara bertahap, konsisten, dan berkesinambungan.

cara mengatasi cemburu kakak pada adiknya
Ilustrasi big-sibling blues, kakak cemburu pada adik (Unsplash/Edward Cisneros)

2. Dahulukan sulung

Rasa cemburu hadir karena perlakuan dibedakan atau dinomor duakan. Jadi, perlu memberi perhatian lebih pada kakak sulung dan jadikan prioritas. Anda bisa bergantian dengan pasangan untuk memberikan perhatian penuh pada sulung.

3. Akui sudut pandang mereka

Orang tua yang mengembangkan komunikasi secara terbuka dan partisipatif dengan anak-anak mereka bisa membantu anak untuk mengelola stres dengan baik. Misalnya dengan mengakui sudut pandangnya dan sesekali ucapkan terima kasih ketika ia bisa mengerti situasi yang ‘baru’ setelah adiknya lahir.

4. Bersiap dengan segala sikap protes si sulung

Sebuah studi menemukan 46 persen anak-anak mengatakan mereka telah menjadi korban agresi saudara kandung. Sementara 35,6 persen mengakui bahwa mereka telah agresif terhadap saudara kandung mereka.

Anak sulung mungkin akan melempar mainan ke saudaranya, mencubitnya, atau memukulnya. Tahan, jangan sampai Anda berteriak keras pada kakak. Sebab, agresi yang ia lakukan adalah tujuan utamanya. Sarannya, pola asuh yang positif dan hubungan yang baik dalam keluarga mengurangi tingkat agresi.

Anda bisa mencoba anak tertua untuk berbicara tentang kemarahan atau kecemburuan yang mereka rasakan terhadap adik mereka. Perasaan tersebut normal kok, dan lebih baik bagi mereka untuk membicarakannya daripada memendamnya.

5. Hindari membandingkan satu sama lain

Membandingkan anak yang tertua dengan yang termuda, misalnya, ini akan melukai perasaannya. Meskipun Anda lelah dan stres, jangan pernah tergoda untuk memperbandingkan satu sama lain.

Karena kualitas hubungan orang tua-anak di rumah dapat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosio-emosional untuk anak-anak pra sekolah, maka diperlukan membangun kedekatan dengan anak tertua. Buat jadwal untuk berdua saja dan mereka merasa lebih baik tentang perasaan mereka terhadap saudara termuda.

Selain itu, bangun pula kedekatan betapa sang adik menyukai kakaknya. Seperti dengan mengatakan “Lihat betapa mereka mencintaimu” atau “Adik bangga punya kakak yang pintar naik sepeda.”

Kalimat-kalimat tersebut membuat anak Anda yang lebih besar merasa seperti mereka benar-benar terlibat membuat adik mereka bahagia.

Big-sibling blues tidak akan bertahan selamanya. Ketika mereka menyadarinya, mereka akan menjadi teman terbaik. Terutama dengan cara pengasuhan yang hangat, berwibawa, dan responsif bisa membantu anak-anak mengelola stres dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.