YOGYAKARTA - Para akademisi dan peneliti di bidang teknologi pangan perlu menjalin interaksi dengan industri dalam melakukan penelitian sehingga dapat menghasilkan manfaat secara ekonomi yang dipandang oleh Guru Besar FMIPA IPB Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc.
“Sebetulnya ide-ide itu ada banyak seperti di perguruan tinggi oleh mahasiswa dan dosen, tapi banyak juga yang kemudian tidak bisa menjadi realitas karena lebih pada penelitian yang masih belum ada aspek ekonominya,” kata Anton saat diskusi virtual pada Kamis.
Menurutnya, ide riset di bidang teknologi pangan akan lebih bermanfaat apabila bisa diaplikasikan untuk kebutuhan di kehidupan sosial.
Memerlukan Jalin Interaksi Dengan Industri
Anton mengatakan tantangan tersebut dapat dikomunikasikan dengan pihak industri untuk membangun kerja sama, salah satunya dengan mengadakan program pendanaan riset yang dapat mendukung mahasiswa dan dosen.
Melihat urgensi seperti itu, Anton juga menilai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini dicanangkan pemerintah dapat membuka kesempatan yang lebih lebar untuk mengimplementasikan hubungan yang baik antara dunia akademik dan industri.
“Mungkin itu bisa mendekatkan ke arah aplikasi tanpa membunuh kreativitas,” tutur Anton.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kebebasan berpikir yang didukung oleh lingkungan kampus untuk menciptakan penelitian berkualitas.
Anton mengingatkan agar peneliti tidak berhenti untuk selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebab dari sanalah ilmu pengetahuan akan maju.
“Bertanyalah, bukan hanya ‘cara’-nya tetapi yang lebih penting pertanyaan ‘kenapa’. Pertanyaan ‘kenapa’ ini jawabannya sangat penting,” tuturnya yang dikutip VOI dari ANTARA.
Selain itu, ia juga menegaskan agar peneliti terus-menerus memperkaya ilmu pengetahuan dengan membaca banyak literatur dan referensi hingga mengikuti konferensi-konferensi, bukan sekadar mengikuti informasi penelitian yang telah tersedia saja.
“Secara umum peneliti-peneliti muda tentu sangat diandalkan tapi mereka harus melakukan penelitian itu dengan banyak membaca referensi,” ujar Anton.