Perlu Diatasi secara Tepat, Kenali Bedanya Serangan Panik dan Serangan Kecemasan
Ilustrasi bedanya serangan panik dan serangan kecemasan (Unplash/Dave Anker)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Serangan panik atau panic attack seringkali disalah pahami. Kondisi ini sering dianggap keliru dan sama dengan anxiety attack. Padahal, kondisi keduanya berbeda.

Serangan kecemasan, dilansir Healthline, Senin, 18 Juli, didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan secara umum. Sedangkan serangan panik yang datang tiba-tiba, akan melibatkan rasa takut yang intens dan seringkali sulit dikontrol.

Serangan panik, disertai pula dengan gejala fisik yang sangat signifikan. Seperti detak jantung berpacu kencang, sesak napas, hingga mual. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5), serangan panik dikategorikan sebagai serangan yang tidak terduga dan cenderung tak diharapkan. Bahkan, serangan panik juga tak disebabkan oleh satu hal yang jelas. Umumnya disebabkan oleh stresor eksternal, seperti fobia.

Tanda serangan panik, dikenali dengan gejala tertentu seperti merasa khawatir, kesulitan fokus, ketakutan. Biasanya kecemasan terkait dengan antisipasi pada situasi, pengalaman, atau peristiwa yang penuh tekanan. Ini mungkin datang secara bertahap.

Gejala kecemasan, juga dialami secara variatif. Ketika seseorang menggambarkan memiliki ‘serangan kecemasan’ dan memiliki gejala yang orang lain tidak pernah alami meskipun sama-sama mengalami ‘serangan kecemasan’.

bedanya serangan panik dan serangan kecemasan
Ilustrasi bedanya serangan panik dan serangan kecemasan (iStockphoto)

Mengapa serangan kecemasan dan serangan panik sering dianggap sama? Keduanya memiliki banyak gejala emosional dan fisik. Bahkan, kedua jenis serangan ini bisa dialami secara bersamaan. Misalnya, ketika seseorang mungkin mengalami kecemasan saat mengkhawatirkan situasi yang berpotensi membuat stres, seperti presentasi penting di tempat kerja. Ketika situasinya berbeda, kecemasan dapat berujung pada serangan panik.

Gejala serangan panik yang bersamaan dengan serangan kecemasan, antara lain mengalami kegelisahan, kekhawatiran emosional, ketakutan, kehilangan kendali, rasa terlepas dari dunia, detak jantung lebih cepat, nyeri dada, sesak napas, mulut kering, berkeringat, menggigil, gemetar, mati rasa atau kesemutan, mual, sakit perut, sakit kepala, hingga pingsan.

Perbedaan yang signifikan antara serangan panik dan serangan kecemasan, kecemasan biasanya terkait dengan sesuatu yang dianggap sebagai tekanan atau mengancam. Sedangkan kepanikan tidak selalu disebabkan oleh stresor. Serangan panik sering muncul tiba-tiba.

Perbedaannya lagi, serangan kecemasan bisa dialami ketika melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi serangan panik, sebagian besar terkait dengan gejala yang parah dan mengganggu. Ketika mengalami serangan panik, respons fight-or-flight umumnya akan mengambil alih.

Serangan panik juga kerap melibatkan penghindaran atau menjauhi situasi di mana mungkin seseorang berisiko terkena serangan panik. Pemicu umum dari serangan panik, juga tak terduga. Namun paling sering berkaitan dengan pekerjaan yang menegangkan, menyetir di jalan raya, situasi sosial, hingga mengalami fobia. Seseorang dengan kenangan pengalaman traumatis juga bisa memicu serangan panik. Hal lain secara eksternal juga dapat mempengaruhi, seperti kafein, obat dan suplemen, dan masalah tiroid.

Untuk memastikan serangan panik atau serangan kecemasan, dokter akan melakukan diagnosa lewat pemeriksaan fisik, tes darah, tes jantung, dan evaluasi psikologis.

Perawatan yang dilakukan secara klinis, ialah dengan konseling serta psikoterapi. Ketika mengalami serangan kecemasan atau panik, bisa diatasi segera dengan ambil napas dalam-dalam dengan tempo hitungan yang lambat, melatih kesadaran, praktikkan teknik relaksasi, mengelola stres, berhenti berpikiran negatif, olahraga teratur, dan berlatih meditasi atau yoga.