Orang yang Mudah Jatuh Cinta, Menurut Pakar Berisiko Mengalami Hubungan Tak Sehat
Ilustrasi orang yang mudah jatuh cinta (Pexels/Katerina Holmes)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Sementara beberapa orang lambat membuka hati, emophilia atau sifat untuk orang yang mudah jatuh cinta, tak pernah menahan emosinya. Jatuh cinta, mungkin memberikan banyak manfaat. Misalnya, jadi lebih bersemangat atau jauh dari kerentanan emosional.

Tetapi menurut pakar, seseorang yang jatuh cinta dengan memiliki kriteria, akan lebih aman daripada emophilia. Jatuh cinta dengan cepat dan sering dapat menempatkan Anda pada risiko pengalaman hubungan yang tidak sehat.

Menurut beberapa orang, pernyataan cinta melalui proses berpikir, merasakan kedekatan, dan diungkapkan secara berhati-hati. Ini tidak berarti mereka menghindari cinta. Namun mereka lebih lambat dalam mengembangkan relasi romantis, menurut Theresa DiDonato, Ph.D., profesor psikologi di Loyola University Maryland dilansir Psychology Today, Kamis, 5 Januari.

orang yang mudah jatuh cinta
Ilustrasi orang yang mudah jatuh cinta (Pexels/Marko Klaric)

Itu berarti seseorang perlu mencari tahu siapa mereka dan berpegang pada diri sendiri untuk terbuka pada pasangan baru. Jatuh cinta memang menggembirakan, terang DiDonato, tetapi hanya terjadi setelah waktu tertentu. Bagi orang yang cenderung emophilia, cinta terjadi dengan cepat, mudah, dan langsung berkomitmen. Emophilia, merupakan pola emosional dan perlaku yang menandai jatuh cinta terlalu cepat dan terlalu mudah.

Kecenderungan ini sangat ingin jatuh cinta dan sering merasa jatuh cinta. Emophilia berbeda dengan attachment anxiety, meskipun secara konstruktif sering berhubungan. Kecemasan keterikatan adalah orientasi disposisi kronis yang mencakup rasa takut ditinggalkan dan pertanyaan tentang harga diri sendiri. Emophilia adalah sifat yang muncul di saat-saat awal hubungan, yang menentukan seberapa cepat orang memberikan 100 persen investasi emosional mereka ke dalam suatu hubungan.

Ciri-ciri orang yang mudah jatuh cinta, kerap menghabiskan waktu bersama pasangan romantis yang baru saja mereka temui. Mereka mengatakan “Aku mencintaimu” pada kencan pertama dan memiliki sedikit waktu untuk beralih dari mantan ke pasangan baru. Orang-orang dengan emophilia tinggi, sering gagal melihat red flag. Sehingga mereka berisiko jatuh cinta dengan pasangan toksik.

Jatuh cinta dapat mengubah seseorang. Mereka memikirkan pasangannya dan merasa cemas, bahagia, bersemangat, hingga penuh energi. Seseorang dalam kondisi ini akan merasakan kehidupannya berubah. Karena jatuh cinta mengubah seseorang, maka orang dengan emophilia mungkin memiliki dinamika konsep diri yang sangat bergejolak. Oleh sebab itu, ketidakstabilan diri rentan dialami orang yang mudah jatuh cinta.

Terkait