Perbedaan Kraton Jogja dan Solo Meski dari Keturunan yang Sama
Keraton Yogyakarta. (ANTARA FOTO-Andreas Fitri Atmoko)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Tahukah Anda kalau Kasultanan Ngayogyakarta atau Keraton Jogja dan Kasunanan Surakarta atau Kerato Solo memiliki asal keturunan yang sama? kedua keraton ini berasal dari Kerajaan Mataram Islam. Lewat Perjanjian Giyanti yang ditandatangai pada 13 Februari 1975, Kerajaan Mataram Islam terbagi menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Lantas, apa beda Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo?  

Beda Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, keraton Yogyakarta dan Keraton Solo memiliki asal keturunan yang sama. Kendati demikian, terdapat perbedaan yang mencolok antara kedua keraton tersebut, antara lain:

  1. Tradisi dan adat istiadat

Dikutip  dari laman resmi Kraton Jogja, pada 15 Februari 2023 atau dua hari setelah Perjanjian Giyanti, dilaksanakan Perjanjian Jatisari.

Perjanjian tersebut turut membahas perbedaan kedua keraton tersebut, seperti identitas tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, tradisional, dan sebagainya.

Dalam Perjanjian Jatisari jika disebutkan bahwa Raja Kasultanan Ngayogyakarta, yakni Sultan Hamengku Buwono I memilih untuk melanjutkan tradisi dan adat istiadat lama Kerajaan Mataram Islam.

Sedangkan Sunan Pakubuwono III yang mempin Kasunanan Surakata memilih untuk menciptakan bentuk budaya baru, dengan tetap berlandaskan pada budaya lama.

  1. Gelar Raja

Pasca Perjanjian Giyanti, Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo masing-masing dipimpin oleh seorang raja.

Kasultanan Ngayogyakarta dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Saat ini, Keraton Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

Sementara Keraton Solo dipimpin oleh Susuhan Paku Buwono III atau Sunan Pakubuwono III.  Saat ini, Keraton Solo dipimpin oleh Sunan Pakubuwono XII.

  1. Baju Adat

Perbedaan Kraton Yogyakarta dan Kraton Solo yang ketiga adalah dari segi baju adat, contohnya blangkon.

Disadur dari situs Pemerintah Kota Solo, blangkon yang digunakan oleh Keraton Yogyakarta mempunyai ciri khas mondolan di bagian belakang. Dari segi motif, blangkon Keraton Yogyakarta menggunakan motif batik modang, blumbangan, kumitir, celengkewengan, jumputan, sido asih, sdio wirasat atau taruntum.

Hal ini berbeda dengan blangkon Keraton Solo yang tidak mempunyai mondolan. Motif batik yang digunakan untuk membuat blangkon Solo, antara lain motif keprabon, motif kesatrian, motif perbawan, motif dines, serta motif tempen.

  1. Gamelan

Gamelan adalah seperangkat alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh.

Nah, Gamelan di Keraton Yogyakarta berbeda dengan gamelan di Keraton Solo. Gamelan Keraton Yogyakarta mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan gamelan Keraton Solo.

Kendati ukurannya lebih kecil, ukiran gamelan Keraton Solo mempunyai desain yang lebih rumit ketimbang pahatan pada Gamelan Keraton Yogyakarta.

  1. Bangunan

Dari segi bangunan, Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo juga berbeda. Bangunan Keraton Yogyakarta identic dengan gaya  arsitektur Jawa tradisional.

Sedangkan bangunan Keraton Surakarta sebagian besar bernuansa putih dan biru dengan arsitektur campuran Jawa-Eropa.

Demikian informasi tentang beda Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.