5 Kondisi Psikologis Penderita Penyakit Jantung dan Strategi Mengelolanya
Ilustrasi strategi mengelola kondisi psikologis penderita penyakit jantung (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Penyakit jantung umumnya dikenali ketika seseorang merasakan gejala fisik tertentu. Seperti nyeri dada, jantung berdebar, kelelahan, hingga sesak napas. Namun, selain gejala fisik penderita penyakit jantung juga merasakan kondisi psikologis tertentu. Berikut kondisi psikologis penderita penyakit jantung serta strategi mengelolanya.

1. Kecemasan

Penyakit jantung sering kali memicu kecemasan mendalam. Ini ditandai rasa takut yang sangat besar terhadap kejadian di masa depan terkait penyakitnya. Perasaan cemas yang meningkat ini, bermanifestasi pada gangguan tidur, serangan panik, dan memperburuk kondisi jantung yang mendasarinya. Maka, terapi perilaku kognitif (CBT) efektif mengelola kecemasan terkait masalah kesehatan.

Cognitif behavioral therapy (CBT) membantu pasien mengidentifikasi, menantang, dan mengubah ketakutan tidak rasional sehingga mengurangi tingkat kecemasan secara keseluruhan. Melansir Psychology Today, Senin, 22 April, praktik mindfulness seperti meditasi dan latihan pernapasan dianjurkan dilakukan untuk membantu menenangkan sistem saraf dan mengurangi gejala kecemasan.

kondisi psikologis penderita penyakit jantung
Ilustrasi strategi mengelola kondisi psikologis penderita penyakit jantung (Freepik/DrazenZigic)

2. Depresi

Depresi adalah gejala lanjutan dari diagnosis penyakit jantung yang menyerang 30 persen pasien. Sifat penyakit jantung yang kronis ditambah keterbatasan gaya hidup serta tenanan dari manajemen kesehatan yang terus-menerus, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap prevalensi depresi di antara pasien-pasien ini.

Mengelola depresi untuk pasien penyakit jantung membutuhkan keterlibatan profesional kesehatan mental. Baik untuk konseling atau terapi berkelanjutan. Selain itu, cardiologis dan spesialis ritme hantung di Orange Country, California, Aseem Desai, MD., merekomendasikan. Penderita penyakit jantung perlu melakukan aktivitas fisik secara teratur yang bermanfaat meningkatkan suasana hati dan memberi dukungan sosial.

kondisi psikologis penderita penyakit jantung
Ilustrasi strategi mengelola kondisi psikologis penderita penyakit jantung (Freepik/Stockking)

3. Stres

Stres memperburuk penyakit jantung dengan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah sehingga sistem kardiovaskular semakin terbebani. Oleh karena itu, stres tidak hanya berkontribusi memicu penyakit jantung tetapi juga memperburuk kondisi pasien penyakit jantung.

Strategi mengelola stres bagi penderita penyakit jantung, adalah dengan menerapkan aktivitas fisik secara teratur. Misalnya rutin yoga atau meditasi yang bermanfaat meningkatkan relaksasi dan memfokuskan pikiran.

4. Penyangkalan atau denial

Penyangkalan biasanya terjadi sebagai mekanisme pertahanan setelah diagnosa. Seorang penderita penyakit jantung, mungkin membutuhkan waktu untuk menerima bahwa ia menderita penyakit. Meskipun pada beberapa orang penyangkalan bersifat sementara, ada pula yang berkepanjangan sehingga sebabkan tidak patuh pada anjuran medis.

Karena pasien denial, biasanya gaya hidup tetap tidak disesuaikan. Nah, supaya mengikuti tata laksana yang efektif, perlu komunnikasi yang jelas dan penuh kasih. Baik dari penyedia layanan kesehatan maupun keluarga.

5. Kemarahan dan frustasi

Penyesuaian terhadap keterbatasan baru dan perubahan gaya hidup yang diperlukan dalam penanganan penyakit jantung sering kali menimbulkan perasaan marah dan frustasi. Emosi dapat ditujukan kepada diri sendiri, orang yang dicintai, atau penyedia layanan kesehatan.

Nah, untuk mengelola rasa marah dan frustasi, perlu mempelajari teknik manajemen amarah. Misalnya membantu pasien penyakit jantung mengekspresikan perasaan lebih konstruktif. Aktivitas fisik teratur juga membantu melepaskan ketegangan, mengelola emosi, dan pelampiasan yang sehat.