Temuan Studi: Migrain Saat Jalani Diet Sering Dialami Wanita, Ini Penyebabnya
Ilustrasi wanita mengalami migrain (Unsplash/Anh Nguyen)

Bagikan:

JAKARTA – Migrain merupakan kondisi yang mempengaruhi fisik, mental, bahkan sosial. Sakit kepala yang mengganggu ini sebenarnya ada beberapa penyebab. Dialami sekitar 12-15 persen populasi dunia dan lebih sering dialami oleh wanita.

Diluar program diet, wanita memang lebih rentan mengalami migrain. Frekuensi, durasi, dan keparahan salah satunya bisa dipengaruhi oleh nutrisi.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research menemukan adanya hubungan signifikan antara sakit kepala dan jenis makanan yang dikonsumsi. Termasuk protein, karbohidrat, lemak, buah-buahan, dan sayuran.

Lebih spesifik lagi, penelitian tersebut menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara sakit kepala dan frekuensi konsumsi daging merah, daging putih, sereal, sayuran, buah-buahan, saus salad, dan telur.

Selain itu, ada pula hubungan migrain dengan jenis minyak yang dikonsumsi, produk susu, buah, sayuran, dan daging.

Pada satu sisi, diet bertujuan untuk memperbaiki pola makan. Tetapi lebih penting lagi dianjurkan untuk memperhatikan jumlah, jenis, dan waktu makan untuk mengurangi timbulnya rasa nyeri di kepala.

Berdasarkan prevalensi, tiga perempat dari seluruh penderita migrain adalah wanita. Studi ini dilaporkan di Amerika Serikat. Pengaruhnya cukup besar pada kesejahteraan, bahkan bisa juga mempengaruhi ekonomi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maryam Eghbali, MSc. dan Fatemeh Nazari, MSc. menemukan bahwa asam lemak dan asam linoleat serta oleat berkontribusi memicu sakit kepala migrain.

Migrain sering terjadi ketika terjadi peningkatan asam lemak bebas dan lipid darah bersamaan dengan agregasi trombosit, pengurangan serotonin, dan peningkatan kadar prostaglandin.

Pengurangan zat lemak sebanyak 20 persen per hari biasanya dapat menurunkan frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan migrain.

Memilih diet yang tepat juga berperan besar untuk mengurangi risiko migrain. Pun cara memasak yang tidak tepat juga bisa berpengaruh pada kesehatan, termasuk bisa memicu timbulnya sakit kepala migrain.

Selain makanan yang dikonsumsi, migrain juga dipengaruhi tekanan fisik dan mental di tempat kerja. Ini dibuktikan dalam penelitian lain yang melaporkan bahwa wanita pekerja berpotensi tingkat hormon stresnya meningkat setelah melakukan suatu tugas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin sering makan telur, daging merah, daging putih, buah-buahan, sayuran, dressing, dan sereal secara signifikan mengalami migrain lebih tinggi.

Dari hasil laporan tersebut, disarankan untuk mengonsumsi gizi dan jenis makanan secara seimbang agar potensi migrain berkurang. Penelitian yang melibatkan 170 wanita Iran sebagai partisipan ini menemukan semakin sering konsumsi pasta dan cokelat lebih tinggi kemungkinan mengalami migrain.

Di sisi lain, satu kelompok partisipan dalam studi lebih jarang merasakan migrain ketika lebih sering mengonsumsi tomat, kubis, jamur, zucchini, minyak zaitun, wortel, dan terong.